Kendari (Antara Sultra) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, terus berupaya mengembangkan motif tenun lokal atau motif tenun khas Konawe Selatan.
"Motif tenun merupakan indentitas kearifan lokal masyarakat, yang perlu didukung penuh dalam pembuatan motif tenun tersebut, yang harus sesuai dengan ciri khas wilayah Konawe Selatan yang memiliki berbagai macam etnis tanpa melupakan adat istiadat," kata Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, saat membuka Workhsop Motif Tenun Khas Daerah dengan peserta para Puutobu, Tolea dan Lembaga Adat Tolaki (LAT) dan Komunitas kreatif bertempat di Kendari, Minggu.
Ia mengatakan, tenunan khas Konawe Selatan harus memiliki karateristik yang menjadi alat pemersatu yang bisa dipergunakan bukan hanya tokoh lembaga adat tapi seluruh ASN Konawe Selatan.
"Tenun ini bisa dipakai setiap Kamis atau hari-hari tertentu, dari pada memakai batik umum, sehingga Konawe Selatanbmemiliki tenun khas tersendiri yang menjadi kebanggaan daerah kita," katanya.
Surunuddin mengaku, apa pun hasil dari pemilihan motif, pemda Konawe Selatan siap menerima dan mewajibkan seluruh ASN untuk menggunakannya dan membantu mempublikasikan baik di media, event maupun di etalase bandara dengan membuat gerai untuk di pamerkan sekaligus mempromosikan keindahan tempat-tempat wisata.
"Tempat wisata kita seperti Namu, Moramo, Taman Nasional Rawa Aopa dan sebagainya, Jadi di harapkan ada penguatan terhadap motif tenun dari hasil workhshop ini sesuai kesepakatan kita bersama," katanya.
Ketua Panitia kegiatan, Asni, mengatakan bahwa Workhsop bertujuan untuk menggali dan memperkenalkan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam motif Konsel yang selama ini telah banyak di gunakan masyarakat dengan peserta sebanyak 50 orang.