Kendari, Antara Sultra - Masyarakat menilai jalur penyeberangan pelabuhan feri Amolengo (Konawe Selatan) menuju Labuan Bajo (Buton Utara) paling efektif untuk mempersingkat waktu tempuh khususnya waga Kota Baubau-Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pantauan Antara di penyeberangan feri itu, Selasa, sejak diresmikannya pelabuhan itu setahun terakhir, masyarakat dari dan ke Kota Baubau, Buton dan Buton Utara menuju Kendari, lebih memilih jalur itu ketimbang dengan menggunakan jalur alternatif lain dengan angkutan kapal laut lainnya.
"Sejak dibukanya jalur penyeberangan feri di Labuan-Amolengo, kami tidak lagi lewat kapal cepat maupun kapal malam. Sebab penyeberangan feri hanya menempuh 30-35 menit saja," kata Malik (35), warga Buton Utara.
Ia mengatakan, meskipun waktu tempuh dengan jalur darat sedikit memakan waktu 3-4 jam, namun dirinya justru memilih melalui jalur penyeberangan ini ketimbang saat menggunakan kapal cepat dari dan Kota Baubau-Kendari yang waktu tempuhnya bisa mencapai 4-5 jam.
Apalagi saat msim timur sekarang ini, kata Malik, ombak cukup tinggi, yang biasanya bagi diri dan keluaraganya yang sering mabuk di laut sehingga lebih memilih melalui jalur penyeberangan feri Labuan-Amolengo.
Hal senanda diungkapkan, Laudi (40) warga Konawe Selatan yang menjual makanan di kawasan pelabuhan Amolengo mengungkapkan bahwa, kehadiran pelabuhan penyeberangan itu sejak diresmikan Menteri Perhubungan pada Februari 2016, mulai meningkatkan dinamika perekonomian masyarakat.
Ia mengatakan, aktifitas para pedagang kaki lima mulai tumbuh, karena setiap saat ada kapal yang berangkat maupun yang tiba pasti ada yang membeli dagangannya.
Di kawasan pintu masuk dermaga penyeberangan baik itu di Amolengo maupun di Labuan mulai tampak geliat ekonomi. Para pedagang makanan siap saji dan pemilik kios kecil sudah memadati pintu masuk pelabuhan itu dengan menjajakan makanan dengan hargan yang cukup terjangkau.
"Sebelum ada pelabuhan ini, di sini sangat sepi, tapi sekarang setiap hari ramai karena banyak kendaraan yang lewat. Kita juga bisa mencari rezeki di sini," kata ibu Jumiati, seraya menambahkan bahwa kapal fery yang melayani penumpang saat ini 4 trip (Senin hingga Sabtu), sedangkan Minggu terkadang 3 trip.