Jakarta, Antara Sultra - Presiden Joko Widodo menyatakan kemitraan usaha
antara pengusaha kecil dengan pelaku usaha besar harus dikonkretkan
sehingga pengusaha kecil dapat berkembang dan maju.
"Menurut saya kemitraan ini harus segera dikonkretkan tidak hanya
dengan pemerintah dan BUMN tapi juga dengan pengusaha besar dan
konglomerat," kata Presiden Jokowi ketika menghadiri dan membuka
Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Himpunan Pengusaha Nahdliyin
(HPN) di Jagakarsa Jakarta Selatan, Jumat.
Ia menyebutkan dalam paket kebijakan ekonomi memang sudah disinggung mengenai kemitraan usaha.
"Tadi saya sempat bertanya kepada Ketua HPN sebenarnya apa yang
diinginkan dan dibutuhkan pengusaha? Dijawab beri kami kesempatan dan
peluang, kedua berikan kami akses baik permodalan maupun proyek di
pemerintah maupun BUMN," kata Jokowi.
Presiden menyebutkan untuk mengkonkretkan kemitraan, dalam dua pekan
ke depan, akan dipertemukan pengusaha kecil dengan kementerian dan BUMN
yang memiliki banyak proyek. Selain itu juga dengan pengusaha besar
atau konglomerat.
"Nanti langsung saya pertemukan, saya hanya melihat. Ini memang
harus konkret, kalau tidak nanti saya disentil lagi oleh Ketua PBNU,"
katanya.
Presiden juga menjanjikan adanya redistribusi aset berupa lahan yang
selama bertahun-tahun hanya diberikan kepada mereka yang dekat dengan
kekuasaan.
"Ini kita ubah, akan diberikan kepada rakyat, koperasi, UKM, tidak
hanya diberikan begitu saja tapi harus dipastikan bisa membuat lahan itu
produktif," katanya.
Presiden menyebutkan pemerintah harus tahu lahan yang diterima itu
akan digunakan untuk apa, apakah ditanami kopi, coklat, sawit atau
lainnya.
"Kita tidak mau konsesi ini dipindahtangankan di tengah jalan. Ini kita tidak mau," tegas Jokowi.
Ia menyebutkan saat ini ada 12,7 juta hektare lahan yang siap untuk diredistribusikan kepada rakyat.
"Menko Perekonomian sedang mencari cara redistribusinya seperti apa,
bagaimana membuat klusternya, bagaimana penerimanya. Jangan sampai
muspro, harus betul-betul bermanfaat untuk menggerakkan ekonomi," kata
Presiden Jokowi.