Kendari, Antara Sultra - Bupati Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Dr Ruksamin mengatakan bahwa masyarakat di daerahnya tidak perlu ragu untuk menanam jagung hibrida secara besar-besaran karena hasilnya sudah siap dibeli oleh beberapa perusahaan yang ditandai dengaan penandatangan kerja sama (MoU).
"Menanam jagung pasti menyelesaikan masalah, artinya setiap kepala keluarga menanam jagung rata-rata satu hektare saja dengan produksi 5-7 ton per hektare, maka bisa mendapatkan uang bersih Rp22 juta - Rp25 juta sekali panen," kata Ruksamin saat menghadiri Musrenbang tingkat provinsi di Kendari, Selasa.
Ia mengatakan, keuntungan yang diperoleh petani dengan kisaran Rp23-25 juta itu, setelah pihak Bulog Sultra memberi jaminan harga panen Rp3.150 per kilogram maupun dari perusahaan lain PT Javva di Makassar.
"Makanya, masyarakat Konawe Utara tidak perlu ragu menanam jagung karena produksinya sudah dijamin akan dibeli oleh dua perusahaan, di luar satu perusahaan yang akan mendirikan pabrik teung di wilayah itu," ujarnya.
Menurut Ruksamin, saat ini luas areal tanaman jagun di Konawe Utara sudah mencapai 1000-an hektare dan masih akan ada lagi tambahan 1000 hekatre yang akan ditanam pada Mei hingga Juni 2017.
"Target penanam jagung hibrida di tahun 2017 ini seluas 10.000 hektare," kata bupati Konut, seraya menambahkan, bahwa kendala yang dialami masyarakat di daerahnya itu adalah lahan baru yang kini masih dalam proses pekerjaan termasuk penyaluran pupuk yang belum mereta sampai ke tingkat petani.
Ia mengatakan, dalam rangka memacu penanam jagung yang sudah dicanamkan Menteri Pertanian RI pada awal 2017 lalu, dalam waktu singkat akan dilakukan panen perdana jagung hibrida seluas 100 hektare yang akan dihadiri kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perbankan, Kadis Pertanian dan Perkebunan dan mitra pengusaha lainnya.