Kuala Lumpur (Antara News) - Dubes RI di Kuala Lumpur Herman Prayitno meminta Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kuala Lumpur ikut membantu memantau calo yang merugikan TKI.
Herman Prayitno mengemukakan hal itu ketika menerima audiensi pengurus PCIM Kuala Lumpur yang dipimpin ketua-nya Dr Sonny Zulhuda di ruangannya, Jumat.
Pada kesempatan tersebut Dubes mempersilakan masing-masing yang hadir untuk mengenalkan nama dan aktivitasnya kemudian dilakukan tanya jawab.
"Kalau kematian yang menangani konsuler memang lama. Karena mengurus dari rumah sakit dan warisnya. Urusan dengan birokrat memang harus antre. Kita belum biasa," katanya.
Menanggapi pelayanan paspor yang dulu selesai dalam sehari, dia mengatakan tidak ada susahnya Jumat mendaftar kemudian Selasa mengambil.
"Datang ke Kuala Lumpur kan tidak tiap hari. Dulu bisa dipalsu. Sekarang nggak bisa," katanya.
Dia mengatakan permasalahan TKI muncul karena mereka tidak patuh hukum.
"Kami bekerja sama dengan IIMAN (agensi yang ditunjuk pemerintah Malaysia). Ini berjalan lambat karena calo. Sekarang ditangkap satu-satu. Sindikat punya kekuatan," katanya.
Tentang evaluasi kinerjanya, dia mengatakan dahulu banyak perampok kemudian perlahan-lahan diperbaiki.
"Saya waktu itu mendatangi keliling. Ada pembantu pukul bayi, pembantu bunuh majikan, TKI lewat jalan tikus kemudian tenggelam sudah lima kali," katanya.
Dia mengatakan dahulu kalau pulang ke tanah air karena izin tinggal habis terkena biaya 3.000 RM, sekarang berkurang menjadi 800 RM.
"Sekarang 153 ribu orang yang sudah pulang. Masalahnya setelah deportasi balik lagi. Saya minta monitor calo. Akhirnya bayar nggak bayar 800 RM. Orang nulis paspor saja ditarik. Saya selalu persuasif lama-lama yang mau menipu tutup sendiri," katanya.
Pada kesempatan tersebut Ketua PCIM Kuala Lumpur, Sonny
Zulhuda, mengucapkan terima kasih kepada KBRI karena selama ini telah menjadi mitra yang baik.
Dia juga menjelaskan aktivitas yang sudah dilakukan oleh PCIM Kuala Lumpur.
"Tahun lalu kami bekerja sama dengan NU telah mengkhitankan 50 anak. Sekarang terdaftar 50 anak juga. Kami juga melakukan pengajian dan dakwah, pendidikan dan pengajaran (TPA, PAUD, pendidikan pesantren kilat), kegiatan baksos, qurban, kursus kemahiran dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan salah satu tugas Muhammadiyah adalah membina masyarakat.