Kendari (Antara News) - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), HM Saleh Lasata menerima kunjungan Walikota Yeongwol, salah satu provinsi di Korea Selatan (Korsel), Park Sun Kyu di Aula Kantor Gubernuran Sultra di Bumi Praja Andounoho Kendari, Rabu.
Kedatangan Wali Kota Yeongwol di Sultra itu merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Gubernur Sultra Nur Alam bersama tim melakukan kunjungan ke negara itu pada Mei 2016 terkait kerjasama di bidang agroindustri, kata Wagub Sultra pada pertemuan yang dihadiri Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh.
Menurut Wagub Sultra, kehadiran Wali Kota Yeongwol di Sultra itu dapat menjalin kerja sama yang lebih baik dan berkelanjutan, sebagaimana yang sudah disepakati oleh kedua Pemerintah Sultra dan pemerintah Korea Selatan itu.
"Jadi kedatangan Wali Kota Yeongwol ke daerah ini untuk melihat secara langsung peluang usaha kerjasama yang sudah pernah disepakati dari kedua pemerintah tersebut," ujar Saleh Lasata.
Kerjasama yang sudah disepakati antara Pemerintah Sultra dan Pemerintah Kota Yeangwol menyangkut sektor pertanian khususnya jenis produk tanaman cabe, tomat, pengembangan ternak sapi dan produksi beras.
Wali Kota Yeongwol, Park Sun Kyu menyampaikan apresiasi atas penyambutan Pemprov Sultra dalam kunjungan balasan atas nama Pemerintah Korea Selatan.
Ia mengatakan, melalui pertemuan ini akan memberi harapan yang berkelanjutan sesuai yang sudah pernah disepakati dalam hal kerjsama pengembangan agroindustri khususnya empat produk pertanian itu yang dinilai memiliki peluang pasar internasional bila dikelola dengan baik.
Pada kesempata itu sebelumnya Rektor Universitas Lakidende (Unilaki) Konawe Prof Dr La Ode Masihu Kamaluddin, yang menggagas kerjasama kedua belah pihak tersebut mengatakan, proyek kerjasama di bidang agroindustri itu akan di pusatkan pada empat kabupaten di Sultra.
Ia menyebutkan kabupaten yang ditetapkan sebagai proyek pengembangan agroindustri itu adalah Kabupaten Konawe untuk produk beras, Konawe Utara (produk tanaman cabe), Kolaka Timur (tanaman tomat) dan Konawe Selatan (peternakan/penggemukan sapi).
"Empat wilayah kabupaten di Sultra itu dinilai sangat cocok dan tepat untuk pengembangan agroindustri setelah melihat kondisi geografis wilayah yang sudah dilakukan penelitian ilmiah oleh pihak perguruan tinggi setempat," ujar Masihu Kamaluddin.