Kendari (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat, nilai ekspor Sultra Agustus 2016 mencapai 17,29 juta dolar AS atau naik 50,61 persen dibanding Juli 2016.
Kepala BPS Sultra, Atqo Mardiyanto di Kendari, Kamis mengatakan, kenaikan nilai ekspor selama satu bulan itu karena volume permintaan terhadap bahan baku hasil tambang ke negara tujuan utamanya besi dan baja meningkat dibanding dengan sebelumnya.
"Secara keseluruhan total ekspor selama Janauari-Agustus 2016 memang alami penurunan 42,49 persendari mencapai 106,92 juta atau 106,92 juta dolar AS," ujarnya spor itu 90,17 persen adalah besi dan baja dan hanya 6,07 persen jenis komoditi ikan dan udang.
Negara tujuan, masih didomonasi pada tiga negara yakni Korea Selatan yang mencapai 47,05 persen dengan nilai 50,31 juta, India 23,84 persen dengan nilai 25,47 juta dolar AS dan Tiongkok 22,38 persen dengan nilai 23,93 juta dolar AS.
Sementara nilai impor pada bulan yang sama, lanjut Atqo, mencapai 33,50 juta dolar AS atau naik 78,95 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Share terbesar impor kita adalah jenis kebutuhan bahan bakar mineral yang mencapai 70,76 persen dan mesin dan pesawat mekanik 15,20 persen dengan tiga negara asal Singapura, Tiongkok dan Malaysia," tambahnya.
Sedangkan bila dilihat dari neraca perdagangan pada bulan yang sama justru alamai defisit 16,21 juta dolar AS dengan perbandingan ekspor 17,29 juta dolar AS dan impor 33,50 juta dolar AS.

BPD: Nilai Ekspor Sultra Naik 50,61 Persen

