Kendari, (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) periode September 2013 mencapai 66,48 juta dolar AS, naik 9,72 persen dibanding Agustus 2013.
Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho dalam koferensi pers di Kendari, Jumat mengatakan, selain ekspor, juga terjadi pada impor dimana periode yang sama mengalami kenaikan 6,99 persen atau mencapai 43,91 juta dolar AS dibanding bulan Agustus 2013.
Sedangkan total ekspor Januari hingga September 2013 mencapai 651,78 juta dolar AS atau turun 6,34 persen berdasarkan hitungan `year on year`.
"Share terbesar masih didominasi bijih logam, terak dan abu senilai 459,28 juta dolar AS atau 70,47 persen. Sedangkan besi dan baja hanya mencapai 176,25 juta dolar AS atau 27,04 persen," ujar Adi.
Pangsa pasar ekspor non migas Sultra Januari-September 2013 itu sekitar 69,49 persen dari negara Cina, menyusul Belanda 16,17 persen dan negara ketiga dari Korea selatan mencapai 11,06 persen.
Sedangkan total impor Sultra pada periode yang sama selama 2013 mencapai 329,12 juta dolar AS atau mengalami kenaikan 36,49 persen (year on year).
Bahan kebutuhan terbesar yang diimpor berupa bahan bakar mineral sebesar 315,28 juta dolar AS atau mencapai 95,80 persen. sementara impor mesin dan pesawat mekanik hanya mencapai 9,90 juta dolar AS atau sekitar 3,01 persen.
Pasar impor terbesar dari Singapura yang mencapai 68,31 persen atau (224,83 juta dolar AS), kemudian Malaysia mencapai 27,48 persen (90,45 juta dolar AS) dan impor dari Cina 3,80 persen (12,70 juta dolar AS).
Adi Nugroho menambahkan, sementara neraca perdagangan pada bulan yang sama mengalami surplus 22,57 persen yang terdiri dari impor 43,91 juta dolar AS dan ekspor 66,48 juta dolar AS.
Sehingga komulatif neraca perdagangan Sultra Januari-September 2013 surplus sebesar 322,66 juta dolar AS, berasal dari impor 329,12 juta dolar AS dan ekspor 651,78 juta dolar AS.

