Baubau (Antara News) - Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVI tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berlangsung mulai 19-27 Maret 2016 di Kota Baubau telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi sampah di daerah tuan rumah tersebut.
"Selama MTQ mulai berjalan dalam empat hari terakhir ini, ada pengaruh kenaikan produksi sampah sekitar 50 kubik setiap hari," ujar Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan Pemakaman dan Pemadam Kebakaran (P3K) Kota Baubau Sumarto Lanae di Baubau Rabu.
Ia mengatakan, peningkatan produksi sampah tersebut cukup besar dari biasanya hanya 300 kubik per hari kini menjadi sekitar 350 kubik setiap hari, dan sumber-sumber sampah tambahan tersebut berasala dari lokasi pelaksanaan lomba MTQ dan tempat penginapan para kafilah.
"Setiap pagi hari petugas kebersihan kami berkeliling membersihkan, dan sampah yang paling besar di Kota Mara yang menjadi salah satu pusat kegiatan pelaksanaan MTQ tersebut. Namun semua sampah-sampah tersebut masih bisa tertangani," katanya.
Menurut Sumarto, dalam melakukan pembersihan sampah tersebut, pihaknya menyiapkan empat unit armada kendaraan pengangkut sampah untuk menyisir beberapa lokasi berdasarkan pembagian tugas "pasukan kuning", baik di bagian wilayah Kecamatan Betoambari dan Wolio maupun wilayah sekitarnya.
"Jadi kalau ada sampah tidak tertangani petugas yang bertugas di pagi hari atau sore hari, maka kami turunkan armada khusus menangani persampahan itu. Bahkan kalau ada yang menelpon sampah belum terangkut, maka kami langsung bergerak untuk membersihkannya," ujarnya.
Ia juga berharap kepada masyarakat agar membuang sampah pada tempat yang sudah disiapkan, serta tidak membuang sampah di sungai atau di seloka saluran air, sehingga keindahan Kota Baubau yang memiliki objek wisata sejarah Benteng Keraton terluas di dunia itu bisa tetap bersih dan indah.