Makassar (Antara News) - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo memaparkan agenda untuk mewujudkan pemerintahan bebas korupsi saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Audit Forensik dan Korupsi di Indonesia yang digelar Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar.
"Pertama harus ada pola pikir dan agenda intelektual yang jelas," kata Syahrul dihadapan sekitar 300 peserta seminar di Makassar, Kamis.
Doktor bidang Hukum Tata Negara ini mengatakan berdasarkan penelitian yang ia lakukan 38 persen korupsi terjadi akibat pola pikir yang salah, sementara 62 persen terjadi karena keterjebakan sistem.
"Karenanya kecerdasan intelektual itu penting," ujarnya.
Agenda kedua, kata dia, adalah manajemen yang baik.
"Korupsi diawali dengan kerancuan administrasi. Manajemen yang baik dan transparansi harus berjalan," katanya.
Terakhir, kata gubernur dua periode ini, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat yang mampu membawa bawahannya mewujudkan pemerintahan yang bersih.
"Kepemimpinan yang kuat dan bersih sangat dibutuhkan," tambahnya.
Sementara, terkait audit forensik, gubernur mengatakan hal ini harus bisa mengungkap kebenaran dan berdasarkan grand teori, serta jauh dari rekayasa.
"Mereka yang bekerja di pendekatan hukum, tidak boleh salah dan tidak boleh berasumsi," katanya.
Auditor forensik, lanjut Syahrul, harus mengandung kebenaran sosiologis. Auditor, kata dia, harus mengetahui apa manfaatnya bagi publik dan negara.
""Kalau ada kerugian negara, harus dibuktikan kerugian negaranya. Jangan berasumsi atau mempidanakan orang dengan pasal kemungkinan. Kita sebagai orang Bugis Makassar, korupsi itu adalah siri'," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik UMI Prof. Syahnur Said mengatakan tema Audit Forensik sengaja dipilih karena saat ini negara tengah berupaya memerangi korupsi.
"Audit Forensik merupakan salah satu cara untuk membuktikan korupsi," katanya.
Gubernur Sulsel, kata dia, diminta sebagai pembicara karena mampu membawa Sulsel meraih opini WTP selama lima kali berturut-turut.
"Ini adalah rekor tersendiri, karena hal ini sangat sulit diraih," ujarnya.