Kendari (Antara News) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Lukman Abunawas mengatakan adat istiadat yang dimiliki setiap suku bangsa, dapat memuliahkan manusia yang menghormatinya.
Lukman mengatakan hal tersebut saat membuka Seninar Budaya Internasional dalam rangkaian kegiatan Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean di Kendari, Jum`at.
"Siapa-siapa yang memuliahkan adat istiadat, akan mendapat kemuliaan. Sebaliknya, siapa-siapa yang mengesampingkan adat atau bahkan menghina adat, maka yang bersangkutan akan mendapatkan kehinaan," katanya.
Pada seminar budaya yang diikuti para raja, permaisuri raja dan sultan se Nusantara itu Lukman mengatakan para raja dan sultan memiliki andil besar dalam memelihara, melestarikan dan mempertahankan adat istiadat di wilayah kekuasaannya.
Oleh karena itu kata dia, dengan Seminar Budaya Internasonal ini akan semakin menumbuhkan dan menguatkan semangat para raja dan sultan untuk terus menjaga dan memelihara adat istiadat sehingga adat isadat lokal tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing ketika memasuki era glolisasi.
"Adat istiadat atau budaya, dapat menjadi alat diplomasi bangsa dalam kancah masyarakat ekonomi Asean maupun dunia internasional. Oleh karena budaya harus tetap dipeliharan dan dijaga kelestariannya," katanya.
Menurut Lukman, selain menjadi alat diplomasi, budaya juga dapat menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Berkhineka Tunggal Ika.
"Keragaman suku bangsa, agama dan kebudayaan di penjuru Nusantara, dapat dipersatukan dalam bingkai NKRI karena kekuataan budaya dan adat istiadat," katanya.
Seminar budaya Internasional yang diikuti para raja, peraisuri dan Sultan se Nusantara itu mengahadirkan beberapa pembicara antara lain, Sri Hartini (Direktur Kepercayaan dan Tradisi Ditjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), JS George Lantu (Direktur Kerja Sama Regional Asean Kementerian Luar Negeri dan Dr Yulia Ariehidaya (pakar hukum adat Universitas Haluoleo Kendari.