Jakarta (Antara News) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman melakukan pertemuan Komisi Bersama untuk Kerjasama Bilateral (Joint Commission for Bilateral Cooperation/JCBC), di mana kedua pihak sepakat untuk mengintensifikan kerja sama ekonomi kedua negara.
Pertemuan JCBC ke-14 antara Indonesia dan Malaysia pada tingkat Menteri Luar Neger itu diselenggarakan di Kuala Lumpur pada Sabtu (10/10), menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Senin.
Intensifikasi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Malaysia itu akan dilakukan terutama di bidang perdagangan guna mencapai target perdagangan bilateral sebesar 30 miliar dolar AS pada 2015.
Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Malaysia mencapai 20,61 miliar dolar AS pada 2014.
Selain itu, nilai investasi langsung Malaysia di Indonesia mencapai 1,78 miliar dolar AS. Jumlah wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia mencapai 1,3 juta orang per tahun.
Selanjutnya, mengingat Indonesia dan Malaysia merupakan dua produsen kelapa sawit terbesar di dunia, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama industri kelapa sawit, termasuk dalam melawan kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit, yang sering terjadi di pasar Eropa dan Amerika.
"Malaysia menyambut positif usul Indonesia untuk membentuk 'Council of Palm Oil Producer Countries' (CPOPCs) guna meningkatkan kerja sama antar produsen dalam produksi dan promosi industri kelapa sawit," ujar Menlu Retno.
Pada kesempatan itu, kedua Menlu juga membahas isu pekerja migran Indonesia di Malaysia dan sepakat untuk bekerja sama dalam mengedepankan keselamatan, kesejahteraan dan hak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Kedua pihak memandang penting bahwa para pekerja migran mengetahui aturan dan mekasnisme yang berlaku di Malaysia, termasuk tentang deportasi suka rela.
Pada kesempatan itu, Menlu RI juga mengangkat isu terkait dengan hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Menlu Retno menyampaikan harapan agar kesepakatan antara Presiden RI dan PM Malaysia pada Februari 2015 mengenai hak pendidikan anak pekerja imigran Indonesia dapat ditindaklanjuti, termasuk pemberian izin pendirian "community learning center" (CLC).
"Pada tingkat teknis berbagai isu seperti izin pembukaan CLC dan izin bagi guru Indonesia untuk mengajar akan terus diselesaikan," kata dia.
Beberapa bidang kerja sama lain yang menjadi pembahasan dalam pertemuan JCBC ke-14 tersebut, meliputi perkembangan perundingan perbatasan, kerja sama hukum dan kekonsuleran, pendidikan, pertanian dan meteorologi.
Kedua pihak juga membahas perkembangan pembahasan tiga kelompok kerja JCBC, yaitu kelompok kerja politik, penyelesaian masalah perbatasan dan keamanan, masalah ekonomi, dan isu sosial budaya.
Selanjutnya, pertemuan JCBC ke-15 antara Indonesia dan Malaysia di tingkat Menteri Luar Negeri akan dilakukan di Indonesia pada paruh kedua 2017.