Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara melaporkan inflasi pada November 2024 year on year (yoy) atau tahunan di daerah itu mencapai 1,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,25, dengan inflasi tertinggi di Kabupaten Kolaka sebesar 2,09 persen.
Plt Kepala BPS Sultra Surianti Toar di Kendari, Senin, mengatakan inflasi di Kolaka tertinggi 2,09 persen dengan IHK sebesar 106,25 sementara inflasi terendah di Kabupaten Konawe sebesar 0,20 persen dengan IHK 106,63.
Menurut Surianti, inflasi (yoy) terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan adanya kenaikan indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan. minuman dan tembakau sebesar sebesar 2,30 persen.
Begitu juga, lanjut Surianti, pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,42, rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,21 persen.
Kelompok pendidikan juga memicu inflasi sebesar 1,02 persen, kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 2,45 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,75 persen.
Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,51 persen, kelompok perumahan dan air.
Listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0 31 persen, kelompok transportasi sebesar 0,30 persen, dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0, 70 persen.
Menurut Surianto Toar, Sulawesi Tenggara mengalami inflasi month to month (m-to-m) atau bulanan sebesar 0,29 persen dan inflasi (year to date) sebesar 0,76 persen.