Nusa Dua, Bali (Antara News) - Indonesia dan Malaysia menjalin kerja sama penyediaan energi listrik yang berkelanjutan di kedua negara bertetangga itu dengan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara senilai 2,5 miliar dolar AS di Sumatera.
"Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan antara perusahaan listrik kedua negara pada tahun lalu," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral Jero Wacik usai membuka pertemuan pejabat senior (SOM) ASEAN di bidang energi di Nusa Dua, Bali, Senin.
Pembangkit berkapasitas 2.000 megawatt tersebut dibangun secepatnya. Jika sudah beroperasi, maka 1.000 megawatt untuk kebutuhan dalam negeri, sedangkan 1.000 untuk Malaysia.
"Kapasitas 1.000 megawatt untuk kebutuhan dalam negeri itu dipergunakan memenuhi keperluan di Sumatera dan jika masih ada, untuk Pulau Jawa," ujarnya.
Menurut dia, peran pemerintah Indonesia dalam kerja sama itu adalah menyediakan lahan dan batu bara, sedangkan Malaysia menyediakan dana pembangunan.
Investasi yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tersebut diperkirakan mencapai 2,5 miliar dolar AS.
"Dijadwalkan pembangkit listrik tersebut dapat beroperasi pada 2018," ujarnya.
Tidak hanya Malaysia, Singapura memiliki keinginan yang sama, namun terganjal persetujuan dari pihak legislatif setempat.
"Kalau Singapura menginginkan hal yang sama akan ditambah lagi kapasitas sebanyak 1.000 megawatt, tapi tetap harus mengeluarkan investasi," ucapnya.