Kendari (Antara News) - Pengamat Kemaritiman dari Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara, Prof Dr Ir La Ode Muhammad Aslan, MSc. mengatakan, letak geografis Sultra sangat berpotensi untuk membudidayakan ikan sidat.
"Sultra yang berhadapan dengan Laut Banda dan memiliki banyak sungai sangat berpotensi untuk membudidayakan ikan sidat,"ujarnya saat dihubungi melalui telepon dari Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan, dengan kondisi tersebut Sultra memiliki potensi yang besar dalam membudidayakan ikan sidat sebab didukung oleh kondisi alamiah bagi siklus hidup ikan sidat.
Selain itu menurutnya, ikan sidat yang merupakan komoditas perikanan, memiliki potensi luar biasa sebagai komoditas dalam negeri maupun ekspor.
Lanjut mantan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan itu, masyarakat sultra juga telah lama mengenal ikan itu dan sesuai tradisi yang ada ikan tersebut hanya dikonsumsi bagi para raja.
"Jika mampu dikembangkan dengan, baik ikan sidat ini akan mampu menambah PAD bagi daerah karena merupakan komoditas ekspor, sekaligus juga akan meningkatkan perekonomian bagi pembudidayanya,"ujarnya.
Selain memiliki pasar ekspor yang potensial, ikan sidat sendiri memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan memiliki vitamin yang tinggi yakni kandungan vitamin A, kandungan DHA, kandungan EPA.
Maka dengan membudidayakan ikan sidat tersebut lanjutnya, selain mempunyai potensi pasar yang menjanjikan juga bisa memberikan jaminan gizi kepada orang yang mengkonsumsinya.
Sementara itu peneliti ikan sidat dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO, Utama Pangeran MSi, mengatakan peternak ikan sidat di Sultra masih menggunakan bibit yang didatangkan dari jawa.
"Kebanyakan para penambak masih menggunakan bibit yang berasal dari jawa, tetapi di Sultra sendiri juga memiliki spesies yang baik dan banyak, hampir seluruh sungai yang langsung bermuara dilaut bisa kita temukan ikan ini,"ujarnya.
Ia menambahkan, ikan sidat memiliki siklus hidup yang unik sebab ikan tersebut bertelur dilaut dan akan menuju kesungai saat telah memiliki panjang sekitar 5 centi meter setelah itu akan kembali kelaut lagi setelah dewasa untuk bertelur lagi.
Menurutnya, walau memiliki nilai yang tinggi masyarakat sultra belum banyak yang melakukan budidaya ikan tersebut.
"Kebanyakan ikan sidat yang dijual merupakan tangkapan nelayan, belum banyak yang membudidayakannya, mungkin karena dalam membudidayakannya membutuhkan dana yang cukup besar dan waktu yang cukup lama baru bisa dipanen,"ujarnya.
Ia menambahkan, potensi budidaya ikan sidat merupakan peluang yang sangat bagus untuk para petambak karena sangat mahal harganya, dan memiliki permintaan ekspor yang cukup besar pertahunnya yakni mencapai 600 ribu ton pertahun.
Maka dari itu, dengan membudidayakan ikan sidat bisa jadi penghasilan tambahan bagi petani tambak, dan kultur tanah juga mendukung pengembang biakan ikan sidat ini di Sultra.
Berita Terkait
Pengamat: Kehadiran AMIN ke KPU tunjukkan kedewasaan politik
Rabu, 24 April 2024 21:47
Pengamat nilai bansos tidak punya korelasi untuk kemenangan Prabowo-Gibran
Minggu, 7 April 2024 9:27
Pengamat: Ada perbedaan sikap antara Nasdem dan Anies soal pemilu
Minggu, 24 Maret 2024 11:21
Pengamat berikan apresiasi kinerja Kementerian BUMN di bawah Erick Thohir
Jumat, 9 Desember 2022 21:45
Kapolri Listyo Sigit sebut Ferdy Sambo resmi sudah tidak jadi anggota Polri
Jumat, 30 September 2022 20:55
Pembunuhan Brigadir J, Polri tegaskan tak ulur waktu tuntaskan sidang etik
Senin, 19 September 2022 22:53
Polisi tembak polisi, Pengamat nilai sikap Kapolri Listyo Sigit tangani kasus Brigadir J sudah tepat
Kamis, 18 Agustus 2022 20:53
Pengamat: KONI Sultra harus mengevaluasi pembinaan usai PON XX
Senin, 25 Oktober 2021 15:23