Kendari (Antara News) - Wali Kota Kendari, Asrun, memaparkan keberhasilan mengelola sampah menjadi gas metan pada forum Asosisasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang digelar di Jakarta Kamis (21/5) 2015.
Asrun menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan seminar dan sosialisasi UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang digelar APEKSI, yang dirangkaikan dengan peluncuran buku Best Practice Jilid 10.
Wali Kota Kendari, Asrun membawakan materi tentang program pengelolaan sampah menjadi energy alternative yakni pemanfaatan gas metan.
Asrun memaparkan sejumlah progam unggulan pemerintah kota Kendari, dimulai dari pengelolaan sampah di TPA Puuwatu dan pengelolaan gas metan, serta dilanjutkan dengan penjelasan beberapa program unggulan seperti revitalisasi pasar dan Diversifikasi pangan.
Asrun menjelaskan proses terbentuknya gas metan di mulai dari timbulan sampah yang diangkut dinas kebersihan menuju TPA Puwatu.
Kemudian sampah diurug dengan tanah untuk membuat instalasi gas metan. Gas yang dihasilkan kemudian dialirkan melalui pipa-pipa ke kompor milik masyarakat dan ke genset, lalu diubah menjadi aliran listrik yang di salurkan kerumah warga di kampong mandiri energy.
"Kata kunci pengelolaan gas metan di TPA Puwatu adalah perubahan kalburator mesin mobil dari bahan bakar premium yang cair menjadi gas metan, kalau kompor itu sudah bisa dan banyak yang sudah buat," kata Asrun.
Sukses pemanfaatan gas metan di TPA Sampah Puuwatu, lanjut Asrun, ia kemudian mereplikasinya di Kawasan Pasar PKL Kendari untuk melayani para pedagang yang berjualan di pasar itu.
Dalam sesi diskusi pada forum itu, sejumlah daerah peserta seminar mengungkapkan niatnya untuk belajar langsung di Kota Kendari seperti Kota Tebing Tinggi dan Kota Bima.
"Kami siap menerima daerah mana saja yang ingi belajar ke Kendari, boleh juga kami kirim anggota atau staf, kita juga siap mereplikasi keberhasiolan ini ke tempat lain di Indonesia, di Sulawesi Tenggara, kami sudah melakukan asistensi pada kota Baubau," katanya.