Jakarta (Antara News) - Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) Takehiko Nakao memuji kemajuan dan komitmen pemerintah Indonesia atas reformasi struktural menyeluruh yang telah dilakukan sejak pemerintahan baru dilantik pada Oktober 2014.
"Reformasi yang dijalankan sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo telah meningkatkan kepercayaan pasar terhadap berbagai program ekonomi pemerintah," kata Takehiko saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Takehiko sedang melakukan kunjungan yang kedua kalinya ke Indonesia sejak terpilih menjadi Presiden ADB pada April 2013, dan direncanakan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla serta pejabat pemerintah lainnya.
Ia mengatakan upaya reformasi yang dilakukan pemerintah seperti mengalihkan subsidi untuk bahan bakar, mendorong penerimaan pajak, mempercepat pembangunan infrastruktur dan meningkatkan iklim investasi, bisa mendorong perekonomian nasional yang lebih berkelanjutan.
"Berkat tambahan anggaran dari pengalihan subsidi bahan bakar, pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya bagi infrastruktur, yang diperlukan untuk diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi. Tambahan ini juga dapat memperluas cakupan program kesehatan, pendidikan dan bantuan sosial untuk mengatasi ketimpangan," katanya.
Untuk itu, Takehiko menambahkan dukungan ADB di Indonesia akan diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, antara lain fokus kepada penyediaan sarana infrastruktur yang lebih baik, mencapai ketahanan pangan dan energi serta mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih inklusif.
Pemerintah telah menetapkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas tinggi untuk memperkuat konektivitas maritim termasuk memperbanyak pelabuhan dan kapal serta membangun jalan, bandar udara, bendungan, jaringan irigasi, pembangkit listrik dan industri, yang diperkirakan menghabiskan 500 miliar dolar AS dalam lima tahun mendatang.
Selain itu, Takehiko mengatakan ADB ikut mendukung rencana diversifikasi pembiayaan dengan memanfaatkan sumber daya publik dan swasta serta menekankan pentingnya peningkatan pendapatan pajak dan bukan pajak domestik melalui administrasi dengan melakukan penegakan aturan yang lebih baik, dan menghilangkan ketidakpastian aturan yang menghambat iklim investasi.
Takehiko juga memberikan apresiasi atas fundamental ekonomi Indonesia yang relatif stabil dalam menghadapi krisis 2008 serta transisi demokrasi yang berjalan tanpa hambatan berarti pascapemilihan umum. Kondisi ini merupakan pencapaian yang baik dan bisa menjadi contoh bagi negara berkembang Asia lainnya.
"Saya juga sangat terkesan pencapaian Indonesia setelah mengalami krisis keuangan dan masa-masa harus membayar utang. Indonesia telah mencapai pertumbuhan yang stabil, laju inflasi membaik, meskipun terjadi krisis keuangan global dan pada tahun 2009 pertumbuhan sempat tercatat negatif. Indonesia saat ini telah mencapai pertumbuhan yang cukup tinggi," katanya.
Tumbuh 5,6 Persen
Presiden ADB Takehiko Nakao memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,6 persen pada 2015, atau lebih rendah dari perkiraan pemerintah dalam RAPBN-Perubahan sebesar 5,8 persen.
"Pertumbuhan pada 2015 sebesar 5,6 persen, karena adanya perlambatan dalam penyerapan belanja pemerintah," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Takehiko mengatakan angka pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik dari pertumbuhan ekonomi pada 2014 yang diperkirakan hanya mencapai 5,1 persen, karena adanya perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas yang mempengaruhi ekspor.
Namun, perekonomian Indonesia bisa tumbuh lebih baik apabila pemerintah terus berkomitmen melakukan reformasi yang saat ini telah dilakukan dengan baik sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada Oktober 2014.
"Kami percaya perekonomian Indonesia akan bergantung pada upaya-upaya reformasi dan pemerintah telah memiliki awal yang baik dengan memperbaiki iklim investasi. Untuk itu, kepercayaan akan pulih dan pertumbuhan bisa menguat di masa mendatang," ucap Takehiko Nakao.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi dapat makin membaik karena ketahanan fiskal telah terjaga dan portofolio Indonesia memiliki kredibilitas di mata investor asing. Ini merupakan nilai lebih, karena kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian.
Takehiko Nakao sedang melakukan kunjungan untuk yang kedua kalinya ke Indonesia sejak terpilih menjadi Presiden ADB pada April 2013, dan direncanakan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla serta pejabat pemerintah lainnya.
Presiden ADB beserta rombongan berencana untuk melakukan pembicaraan terkait program reformasi ekonomi pemerintah Indonesia serta tantangannya dan berbagai bidang lainnya yang dapat dimungkinkan untuk dilakukan kerja sama.
Dalam kesempatan yang sama, Takehiko memberikan apresiasi dan memuji atas agenda reformasi menyeluruh yang telah dilakukan pemerintah, termasuk diantaranya pengalihan subsidi untuk bahan bakar, mempercepat pembangunan infrastruktur dan memperbaiki iklim investasi.
"Berkat tambahan anggaran dari pengalihan subsidi bahan bakar, pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya bagi infrastruktur, yang diperlukan untuk diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi."
Tambahan ini juga dapat memperluas cakupan program kesehatan, pendidikan dan bantuan sosial untuk mengatasi ketimpangan, ujarnya.