Mamuju (Antara News)- Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh meresmikan pabrik minyak goreng terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) di Dusun Ako Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Mamuju Utara, Selasa.
Gubernur mengatakan PT Astra Agro Lestari akan memperkuat daya saing Indonesia karena telah membangun pabrik minyak goreng terbesar di kawasan timur Indonesia (KTI).
Peresmian pabrik minyak goreng berkapasitas produksi 2.000 ton itu turut dihadiri Kapolda Sulselbar Irjen Pol Drs Anton Setiadji SH MH, Bupati Kabupaten Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa dan Direktur PT Astra Agro Lestari Area Sulawesi Juddi Arianto.
Gubernur mengatakan, daya saing ekonomi Indonesia akan bertambah karena bahan baku tidak akan lagi diekspor keluar negeri karena telah diolah menjadi bahan jadi untuk diekspor keluar negeri. "Semangat Master Plan Perencanaan Pembangunan Indonesia (MP3EI) adalah meningkatkan daya saing negara dengan mengolah sendiri kekayaan alam negeri ini," katanya.
Ia mengatakan, PT AAL telah mengimplementasi MP3EI di koridor Sulawesi dengan membangun pabrik pengolahan hasil industri di Kabupaten Mamuju Utara yang pembangunan pabrik tercepat di Indonesia serta izin pembangunannya tanpa ada kendala. "Selaku pimpinan di Sulbar kami sangat syukur dan bahagia hadirnya pabrik ini karena sebelumnya pabrik ini akan dibangun di Kalimantan Timur.
Pabrik minyak goreng PT AAL berkapasitas produksi 2.000 ton memiliki tangki cadangan penyimpang crude palm oil (CPO) yang siap diolah menjadi minyak goreng dengan kapasitas 16.000 ton itu juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang yakni pelabuhan di Tanjung Bakau Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara.
"Jadi setiap minyak sawit yang sudah diolah di pabrik akan diangkut di Pelabuhan Tanjung Bakau yang merupakan pelabuhan besar bisa didarati kapal juga berkapasitas 20.000 ton untuk diekspor," kata Gubernur Sulbar
Ia mengatakan minyak pabrik PT AAL tersebut akan mengolah dan memanfaatkan hasil sawit milik perkebunannya di Kabupaten Matra dan yang terdapat di daerah diseluruh Sulawesi dan Kalimantan maupun milik masyarakat daerah itu. "Olahan pabrik minyak goreng tersebut berkualitas ekspor untuk dipasarkan keluar negeri seperti China dan China
Gubernur Sulbar berharap pabrik minyak goreng yang dibangun dengan anggaran Rp1,3 triliun dengan luas lahan yang dimiliki mencapai 16 hektare menyerap tenaga kerja lokal untuk menekan pengangguran dan membangun ekonomi daerah.