Kendari (Antara News) - Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor sentimen baik yang bersumber dari eksternal maupun domestik..
"Rupiah secara rata-rata melemah 0,24 persen (mtm) dari bulan sebelumnya menjadi Rp11.710 per dolar AS. Pelemahan rupiah tersebut dipengaruhi oleh faktor sentimen," ujarnya pada acara seminar perkembangan terkini perkembangan perekonomian Indonesia dan kebijakan moneter di Kendari, Selasa.
Ia menambahkan faktor sentimen itu meliputi sentimen eskternal, yang terkait dengan dinamika geopolitik dan kemungkinan normalisasi kebijakan "the fed" yang lebih cepat dari perkiraan semula.
Faktor sentimen domestik terkait dengan perilaku investor yang menunggu rencana kebijakan pemerintah ke depan, termasuk kebijakan terkait dengan subsidi energi.
"Ke depannya, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya," ujar Piter Abdullah.
Ia menambahkan pelemahan rupiah saat ini terbatas dengan volatilitas uang terjaga. Rupiah secara rata-rata melemah.
Menurutnya, secara point to point, rupiah terdepresiasi 1,03 persen dan ditutup pada level dibawah Rp12.000 per USD.
"Langkah itu kami ambil agar nilai rupiah tetap stabil dan tidak turun terlalu jauh," ujar Piter Abdullah.
Ia menambahkan pihaknya akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makro prudensial serta kebijakan untuk memperkuat struktur perekonomian domestik.
Selain itu lanjut Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia tersebut pihaknya juga akan terus meningkatkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.
"Hal itu dilakukan agar proses penyesuaian ekonomi dapat berjalan baikdengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang `sustainable` ke depan,"ujarnya.