Jakarta (Antara News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 22 poin menyusul harapan pelaku pasar terhadap perbaikan neraca perdagangan Indonesia (NPI) paska kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp9.918 dibanding posisi sebelumnya Rp9.940 per dolar AS.
"Walaupun Indonesia masih mencatatkan defisit neraca perdagangan untuk bulan Mei 2013, kenaikan harga BBM bersubsidi diharapkan dapat membantu memperbaiki neraca perdagangan Indonesia ke depannya," kata analis Riset Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.
Zulfirman Basir menambahkan dari sisi fundamental, meningkatnya inflasi Indonesia telah memberikan harapan bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan sikap "hawkish" sehingga memungkinkan dapat menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Meski demikian, lanjut Zulfirman, kekhawatiran atas potensi pengurangan stimulus moneter Bank Sentral AS atau The Federal Reserve dalam waktu dekat dan perlambatan ekonomi China masih akan membayangi kinerja rupiah terhadap dolar AS.
"Di lain pihak, pergerakan rupiah masih terkendali seiring Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas mata uang domestik," kata dia.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan ruang penguatan rupiah lebih lanjut masih terbuka seiring dengan investor yang melihat sentimen lainnya, seperti ekonomi Indonesia yang masih dapat tumbuh positif.
"Di tengah kondisi global yang bergejolak, Indonesia masih meiliki pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp9.940 dibanding sebelumnya (1/7) di posisi Rp9.934 per dolar AS.