Kendari (Antara News) - Sebanyak 21 komoditas sektor perkebunan dan hortikultura di Sulawesi Tenggara tahun 2014 masuk dalam pantauan harga yang dicatat dan dilaporkan sekali dalam sepekan, kata Kadis Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Bambang di Kendari, Senin.
Ia mengatakan dari jumlah 21 komoditi yang dipantau mengenai perkembangan harga setiap sekali dalam satu minggu itu adalah, kakao, jambu mete, lada putih/lada hitam dan cengkih.
Kemudian cengkih, kelapa/kopra, aren, kopi robusta, sagu, pala bulat, kemiri, ketumbar, pinang, asam jawa, jahe, kunyit api, kunyit putih, lengkuas, temulawak, temu ireng, bengkoang dan kencur.
"Proses pentauan harga itu dilakukan oleh tim khusus yang memang melakukan pemanutan langsung di tingkat petani produsen, pedagang pengumpul, pedagang antar pulau dan pedagang pengecer," ujaranya.
Catatan harga tersebut, lanjut Kadis, diolah dengan menggunakan motode rata-rata, yaitu dengan terlebih dahulu membuang angka tertinggi dan terendah dari data yang dikumpulkan petugas.
Harga di tingkat petani adalah harga jual kepada pedagang pengumpul, kemudian harga ditingkat pedagang pengumpul adalah harga jual kepada pedagang antar pulau dan harga ditingkat pedagang antar pulau dan eksporter pada kondisi harga diatas kapal angkutan laut.
"Jadi proses pemantauan dan pencatatan harga itu sudah berlangsung puluhan tahun silam yang ditangani khusus pada satu seksi dalam bidang pemasaran dan produksi Disbun Hortikultra," ujarnya.
Ia menambahkan data perkembangan harga yang dilakukan setiap minggu itu selain untuk dilaporkan ke kementerian pertanian RI (Dirjen perkebunan), juga sekaligus pada beberapa mitra pusat seperti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang ada di Kementerian Perdagangan Indonesia.
Bambang juga mengatakan dari 21 komoditas perkebunan tersebut, yang menjadi komoditas andalan Sultra hanya ada beberapa yang menjadi kebutuhan pasar unggulan yakni kakao, jambu mete, cengkeh, lada dan kelapa/kopra dan sisanya dicatat sesuai dengan kondisi musim panen pertani.
Ia mencontohkan harga kakao saat ini masih tergolong stabil dengan variasi harga sesuai dimana bahan baku itu dibeli. Untuk harga kakao biji kering di tingkat petani seharga Rp24.500-Rp25.000 per kg, ditingkat pedagang pengumpul antara Rp27.000-Rp27.500 per kg dan ditingkat pedagang antar pulau Rp33.000-Rp33.500 per kg