Baubau (Antara News) - Calon presiden dan wakil presiden yang akan terpilih melalui pemilihan presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 diharapkan konsisten memperhatikan kesejahteraan guru di seluruh Indonesia.
Harapan tersebut disampaikan sejumlah guru di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jum`at.
"Sebagian dari kami guru-guru sekolah berbagai tingkatan sudah diberikan tunjangan sertifikasi oleh pemerintah, namun kerap kali pencairan tunjangan tersebut tidak lancar, bahkan tidak jarang dikurangi atau dipotong," kata salah seorang SMA di Baubau, Ny Nursia.
Dia berharap calon presiden terpilih nanti setelah menjalankan tugas presiden tidak hanya meningkatan tunjangan sertifikasi guru melainkan juga membuat kebijakan agar tunjangan sertifikasi guru diberikan secaca rutin setiap bulan.
"Saat ini tunjangan sertifikasi guru diberikan per triwulan. Itu pun tidak tepat waktu dan nilainya kerap kali sudah dikurangi atau dipotong oleh pihak pengelola tunjangan sertifikasi guru," katanya.
Keterangan serupa juga disampaikan guru lainnya di Kota Baubau, Ny Satna.
Menurut dia, banyak di antara guru sertifikasi terhambat menerima tunjangan sertifikasi karena jam mengajarnya tidak mencukupi 24 jam dalam seminggu.
"Jam mengajar ini, sering dijadikan alasan bagi pengelola tunjangan sertifikasi guru untuk tidak mencairkan tunjangan guru bersangkutan. Kebijakan itu, jelas sangat membebani guru," katanya.
Diharapkan ujarnya, pemerintahan presiden baru nanti tidak sekedar menambah nilai tunjangan sertifikasi guru melainkan juga memperhatikan kelancaran dari pencairan dana tunjangan tersebut.
"Kita berharap janji-janji yang disampaikan dua calon presiden dan wakil presiden yang berkompetisi saat ini, benar-benar dijalankan ketika terpilih nanti. Tidak hanya berjanji untuk sekedar mendapatkan dukungan suara dari guru-guru," katanya.