Kuala Lumpur (Antara/Reuters)- Sebanyak 66 orang dikhawatirkan tenggelam akibat perahu sarat penumpang yang mengangkut warga Indonesia tenggelam di lepas pantai barat Malaysia, kata petugas Malaysia, Rabu.
Para penumpang termasuk perempuan dan anak-anak, menaiki perahu yang tidak laik layar, kata Muhammad Zuri, petugas pada Badan Kelautan Malaysia.
"Ini adalah kapal ilegal dan semua penumpangnya orang Indonesia," kata Zuri kepada Reuters.
Zuri sebelumnya mengatakan bahwa 61 orang dilaporkan hilang, kemudian menjelaskan bahwa hanya 31 orang yang bisa diselamatkan.
Badan tersebut mengirim satu kapal untuk mencari korban dan penyintas, kemudian menambahnya dengan dua kapal lagi, kata juru bicara.
Harian Malaysia New Straits Tomes mengatakan bahwa kapal itu tenggelam sekitar tengah malam, Selasa, dalam posisi tiga kilometer atau dua mil dari kota pantai Banting di Selat Malaka.
Sementara itu, Direktur Informasi Kementerian Luar Negeri Sofia Sudarma melalui pesan singkat yang diterima Antara di Jakarta, Rabu, mengatakan,
kapal penumpang jenis pum-pum yang membawa 97 orang WNI karam di Sungai Air Hitam, Selangor, Malaysia, pada Selasa (17/6) tengah malam.
"Berdasarkan keterangan Wakil Dubes KBRI Kuala Lumpur, Hermono, sudah 55 orang diselamatkan dan sisanya sedang dicari. Malaysia sudah mengirimkan tiga kapal untuk proses pencarian korban," kata Sofia.
Menurutnya 97 orang penumpang kapal karam tersebut adalah Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) asal Indonesia. Mereka menaiki kapal dari Kampung Air HItam, Pulau Carey, menuju provinsi Aceh, Indonesia.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI dan Badan hukum Indonesia Kemlu Tatang Budhie Razak mengatakan keadaan air di wilayah Sungai Air Hitam sedang surut sehingga mengakibatkan tim SAR tidak dapat merapat masuk ke alur sungai untuk melakukan pencarian. Pencarian akan dilanjutkan setelah keadaan memungkinkan.
Konsulat Jenderal Indonesia di Johor, Malaysia, sedang menangani kasus ini. Semua korban selamat ditempatkan di kantor polisi Teluk Panglima Garang untuk investigasi lebih lanjut.