Kupang (Antara News) - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Stef Ratoe Oedjoe mengatakan, semua bandar udara di provinsi kepulauan itu, yang sempat ditutup akibat erupsi Gunung Sangeangapi pada Jumat (30/5), sudah dibuka kembali.
Pada Minggu (1/6) petang, Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat dan Tambolaka di Sumba Barat Daya sudah bisa didarati pesawat, tanpa ada gangguan, kata Stef Ratoe Oedjoe di Kupang, Senin terkait penutupan bandara di NTT pascaerupsi Sangeangapi.
Berdasarkan laporan dari petugas Bandara Tambolaka yang diterima Senin, menyebutkan pada Minggu (1/6), pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan WON 1832/1833 reg PK-WG dengan rute penerbangan Denpasar-Tambolaka-Denpasar melakukan pendaratan cukup baik dengan jarak pandang 8 Km.
Begitupun dua penerbangan dari Denpasar-Labuan Bajo-Denpasar, dapat melakukan pendaratan dengan baik di Bandara Komodo.
Artinya, semuanya sangat bergantung pada keberanian manajemen maskapai penerbangan untuk memberikan izin terbang, ucapnya.
Dia berharap, bandara-bandara di NTT yang sudah mulai beroperasi kembali secara normal ini bisa disinggahi pesawat, baik dari barat Pulau Jawa maupun penerbangan domestik NTT untuk melayani para pengguna jasa transportasi udara.
Secara terpisah, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang Imam Pramono mengatakan, jalur penerbangan dari dan ke Kupang, melalui Bandara El Tari kembali dibuka pascaerupsi Gunung Sangeangapi.
"Setelah sehari sebelumnya, pada Minggu (1/6) banyak penerbangan ditutup, hari ini sudah bisa normal kembali," tutur Imam Pramono.
Pada Senin (1/6), maskapai penerbangan Batik Air, dengan rute penerbangan Jakarta-Kupang mendarat di bandara itu pada pukul 06.00 WITA dan melanjutkan penerbangan balik ke Jakarta pada pukul 08.00 WITA.
Hal itu, kata dia, juga diikuti oleh penerbangan lainnya, dengan sejumlah maskapai yang ada, baik ke Pulau Jawa (Jakarta dan Surabaya), tetapi juga ke sejumlah daerah perintis di dalam wilayah provinsi kepuluan ini.
"Kita berharap cuaca sudah benar-benar normal, sehingga tidak lagi terjadi pembatalan penerbangan, yang akan merugikan konsumen," kata Imam Pramono, berharap.