Kendari, (Antara News) - Perusahaan galangan kapal di Kota Kendari, Sulawsi Tenggara (Sultra) selama beberapa tahun terakhir ini kesulitan mendapatkan bahan baku utama khususnya kayu besi untuk perbaikan sebuah kapal dalam masa perbaikan.
"Sebenarnya cukup banyak kapal-kapal nelayan yang setiap saat masuk dok (perbaikanbadan/bodi), namun kami kadang menolak karena sulitnya untuk memperoleh bahan baku utama untuk pergantian yang sudah rusak," kata Penanggung jawab galangan kapal PT Putra Sultratuna Samudra, Ir Parannuang di Kendari, Sabtu.
Namun demikian lanjut Parannuang, untuk menyiasati keinginan pemilik kapal untuk tetap masuk dok di perusahaan ini, maka harus menyediakan sendiri bahan baku kayu besi untuk pergantian bodi ataupun kerangka kapal lainna yang dianggap sudah harus diganti.
Itupun bahan baku kayu yang sesuai standar dalam perbaikan kapalk, harus jelas kepemilikannya karena kuatir jangan sampai tergolong kayu-kayu ilegal hasil tebangan yang tidak melalui prosedur resmi.
Ia mengatakan, perbaikan sebuah kapal yang dikelolah dari 18 tenaga teknik di perusahaan dok PT Putra Sultratuna, tergantung dari tingkat kerusakannnya.
"Bila kategori rusak ringan, maka proses pekerjaan bisa berlangsung 2-3 minggu. Sementara bila kapal itu tergolong rusak berat, maka penyelesainnya bisa melebih satu bulan atau lebih," katanya.
Tanpa menyebut besaran angka perbaikan sebuah kapal besi/fiber maupun kapal kayu, namun Parannuang mengatakan sangat relatif dan tergantung dari volumen dan besaran perbaikan.
Apalagi yang dikerjakan dalam perusahaan dok kapal itu, hanya perbaikan bodi dan bagian-bagian rangka dan instalasi lainnya. Sementara mesin kapal bukan wewenangnya.
"Umunya setiap kapal yang masuk dalam dok, sebelum melakukan operasi harus melalui uji layak berlayar oleh salah satu biro klasifikasi yang berpusat di Makassar. Atau layaknya sebuah mobil angkutan umum itu setiap tahun harus melalui cek fisik yang ditangani oleh Dinas Perhubungan," ujaranya.