Kendari, (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara menyebutkan inflasi yang terjadi Kota Kendari pada Agustus 2013 sebesar 0,94 persen.
"Dari 66 kota yang menghitung indeks harga konsumen (IHK) semua kota mengalami inflasi, inflasi tertinggi di Kota Sorong 6,47 persen dan Kota Ambon 4,79 persen," kata Kepala BPS Sultra, Adi Nugroho, di Kendari, Senin.
Sedangkan inflasi terendah, lanjut dia, terjadi di Kota Pangkal Pinang 0,15 persen dan kota Kota Kupang 0,19 persen.
Sementara inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2013) mencapai angka 8,09 persen atau naik dibanding inflasi year on year (Agustus 2013 terhadap Agustus 2012) yang hanya 7,19 persen dengan indek harga konsumen (IHK) 152,57 persen.
Menurut Adi Nugroho, kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi tertinggi terutama dari kelompok bahan makanan dimana pada bulan Agustus mencapai 2,88 persen. Pencapaian angka inflasi itu dianggap jauh lebih kecil dibanding dengan buklan Juli 2013 yang mencapaai angka 9,23 persen.
Kecuali kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau justru mengalami deflasi 0,23 persen atau lebih baik dibanding dengan bulan sebelumnya yang inflasi mencapai 0,87 persen.
Kemudian kelompok perumahan perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar inflasi mencapai 0,46 atau menurun diabnding bulan lalu yang hanya mengalami inflasi 0,33 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga menyumbang deflasi 0,15 persen atau jauh lebih positif dibvanding sebelumnya yang mengalami inflasi 0,29 persen.
Sedangkan kelompok yang menyumbang inflasi tertinggi dari 10 komoditi setelah mengalami perubahan harga adalah bawang merah, bayam, kangkung, ikan kembung, tarif listrik, kacang panjang, ayam hidup, cakalang, sawi hijau dan cabai merah.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terbesar adalah tempe, ikan teri, layang, kopi bubuk, tahu mentah, bawang putih, laptop/notebook, ikan bawal, telpon seluler dan ikan tongkol.