Kendari (ANTARA News) - Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Agustus 2011 mengalami deflasi -0,55 persen.
Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Mawardi Arsyad, di Kendari, Senin, mengatakan dari 66 kota yang dihitung inflasinya, 45 kota tersebut mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi.
"Kota Kendari termasuk di antara 21 kota yang mengalami deflasi atau inflasinya menurun," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan pantauan BPS di Kota Kendari pada September 2011 terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 138,97 pada Agustus 2011 menjadi 138,21 pada September 2011.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 3,68 persen, meskipun kelompok pengeluaran lainnya menunjukan peningkatan seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,12 persen.
"Kemudian kelompok perumahan, air, gas, listrik, dan bahan bakar 0,29 persen, kelompok sandang 3,69 persen, kelompok kesehatan 0,52 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,10 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen," katanya menuturkan.
Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga terbesar selama September 2011, antara lain tomat sayur, pepaya, tomat buah, pepaya muda, bayam, jagung manis, sawi hijau, gula merah, cabe rawit dan bawang putih.
"Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah emas perhiasan, kelompok bermain, creambath, dokter umum, minyak kelapa, jeruk nipis, dokter spesialis, teri, dan kangkung," ujarnya.
Mawardi mengatakan, kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi terbesar pada September 2011 yaitu kelompok bahan makanan jadi sebesar -1,076.
"Sedangkan kelompok komoditi yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok sandang 0,307 persen, kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,130 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,066 persen, kelompok kesehatan 0,018 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,006 persen dan kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,002 persen," pungkasnya. (Ant).