Kendari (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik menyatakan nilai indeks tendensi konsumen (ITK) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada triwulan II tahun 2011 mencapai 107,58 persen.
"Artinya bahwa kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding dengan triwulan sebelumnya sebesar 106,51 persen," kataKepala BPS Sultra Mawardi Arsyad di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, membaiknya kondisi ekonomi konsumen terutama didorong oleh peningkatan pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan (nilai indeks 117,05).
Menurut Mawardi, pendapatan rumah tangga selama April-Juni 2011 juga berpengaruh terhadap konsumsi rumah (nilai indeks 104,24 persen), sehingga tingkat konsumsi rumah tangga juga mengalami sedikit kenaikan (nilai indeks 104,33 persen).
Kenaikan tingkat konsumsi rumah tangga dibanding triwulan sebelumya, dipengaruhi oleh pola musiman dimana tingkat konsumsi masyarakat pada peretengahan tahun biasanya relatif tinggi karena kebutuhan sekolah anggota rumahtangga dan konsumsi selama liburan.
"Bila dilihat menurut urutan Sulawesi, ITK Sulawesi Tengara menempati urutan kedua tertinggi setalah Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan nilai ITK 114,57 persen," katanya.
Sedangkan nilai ITK terendah tercatat sebesar 105,90 persen di Palus, Sulawesi Tengah.
Umumnya pendapatan rumah tangga yang mereka peroleh menurun diabandingkan triwulan sebelumnya dan tingkat inflasi yang relatif rendah juga berdampak pada penurunan tingkat konsumsi, baik makanan maupun non-makanan.
Harapan masyarakat Sultra terhadap perbaikan kondisi ekonomi Sultra di masa mendatang masih diperkirakan terjadi karena adanaya peningkatan kondisi ekonomi konsumen.
Namun, kata Mawardi, tidak sebaik dengan triwulan pertama 2011.
Hal ini ditengarai dengan meningkatnya konsumen beberapa komoditi nonmakanan (50 persen nilai indeks komoditi lebih dari 100 persen).
Sebaliknya, komoditas makanan mengalami penurunan, di mana tercatat dari dua komoditas nilai indeks kurang dari 100 persen. (Ant).