Kendari, (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Tenggara menggelar debat kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur Sultra di salah satu hotel ternama di Kendari, Rabu.
Dari tiga pasangan calon yang terdaftar sebagai peserta Pilkada Sultra 4 November 2012, hanya dua pasangan yang mengikuti debat tersebut yakni pasangan Buhari Matta-Amirul Tamim (BM-Amirul) nomor urut satu dan pasangan Nur Alam-Saleh Lasata (NUSA) nomor urut dua.
Pasangan Ridwan Bae-Haerul Saleh memilih tidak mengikuti debat tersebut.
Dua cagub dan cawagub Jakarta saat mengikuti debat terbuka untuk umum yang dipandu oleh presenter Aida dan Wahyuddin, memaparkan visi-misi mereka ketika dipercaya menjadi gubernur dan wakil gubernur Sultra periode 2013-2018.
Setiap pasangan kandidat diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi kisi tiga menit, begitu pula saat menjawab pertanyaan dari panelis. Demikian halnya dengan panelis diberi kesempatan untuk memberikan pertanyaan selama tiga menit kepada pasangan calon.
Tiga panelis yang dihadirkan dalam debat kandidat tersebut adalah DR Andi Syamsul Amal, DR Ahmad Ruslan dan DR Marzuki yang rata-rata ada dosen pengajar dari Universitas Hasanuddin.
Pasangan BM-Amirul menilai bahwa pemerintah tidak boleh berbasis proyek dalam melaksanakan pembangunan tetapi harus menggunakan manajemen partisipatif semua elemen masyarakat.
"Sehingga kita tidak perlu meminjam uang dari lembaga manapun untuk membangun infrastruktur jalan, tetapi cukup libatkan elemen masyarakat termasuk pengusaha atau investor yang ingin berinvestasi di daerah ini," katanya.
Pasangan BM-Amirul juga menyoroti pembangunan mercusuar yang ada saat ini yang dinilai tidak memberikan pengaruh kesejahteraan bagi masyarakat Sultra.
"Kita harus fokus pada upaya mensejahterakan masyarakat melalui kebutuhan mendasar seperti sandang pangan dan papan baru kemudian berlanjut kepada kesehatan dan pendidikan," kata Buhari.
Sementara itu pasangan NUSA yang merupakan pasangan petahana ini menilai bahwa selama kepemimpinan lima tahun di Sultra, sudah berhasil merubah wajah SUltra yang dari sulit transportasi menjadi lancar transportasi dan daerah tertinggal menjadi daerah terdepan.
"Melalui program bangun kesejahteraan masyarakat (Bahteramas) yang dikemas menjadi tiga pilar utama, yakni pendidikan gratis, kesehatan gratis dan pemberian bantuan Rp100 juta per desa per tahun, berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," kata Nur Alam.
Seluruh proses debat kandidat berjalan dengan lancar, kedua pasangan yang mengikuti debat tersebut berusaha menyampaikan program dan jawaban dari panelis secara tegas dan gamblang sehingga bisa mudah dimengerti oleh masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Debat Kandidat cagub dan cawagub ini dihadiri oleh anggota KPU Pusat, Arief Budiman, dalam kapasitasnya selaku penyelenggara pelaksana tahapan pilkada Sultra, setelah Dewan kehormatan penyelenggara Pemilu (DKPP) memecat lima komisioner KPU Sultra, kemudian diambil alih oleh KPU Pusat.