Baubau (ANTARA News) - Ratusan nelayan di Kecamatan Murhum, Kota Baubau, mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang terjadi wilayah tersebut dalam dua terakhir ini.
"Dua bulan lalu, setiap kapal nelayan dijatah BBM jenis solar sebanyak 400 liter sekali melaut, namun akhir-akhir ini jumlah tersebut terus menyusut," kata salah seorang nelayan di Kelurahan Bone-bone, La Palele (52) di Baubau, Minggu.
Menurut dia, pengurangan jatah BBM solar setiap kapal nelayan tersebut, mulai dilakukan pihak SPBU untuk nelayan sejak September 2012.
Saat itu kata dia, jatah BBM solar setiap kapal dikurangi dari 400 liter menjadi 300 liter.
Sepekan kemudian ujarnya, jumlah tersebut dikurangi lagi menjadi 200 liter dan saat ini sisa 180 liter.
"Dengan jatah BBM solar bersubsidi yang hanya 180 liter per kapal nelayan, kami para nelayan sangat kesulitan melaut," katanya.
Untuk menutupi kebutuhan BBM solar hingga 400 liter sekali melaut kata dia, para kelompok nelayan terpaksa harus membeli BBM solar dengan harga nonsubsidi.
"Penambahan kebutuhan BBM solar dengan harga nonsubsidi itu, sangat memberatkan para kelompok nelayan," ucapnya.
La Palele mengaku pada Sabtu (6/10) siang, para nelayan Bone-bone mempertanyakan masalah kelangkaan BBM solar untuk para nelayan tersebut di DPRD Kota Baubau dan Depot Pertamina setempat.
Menurut pihak Depot Pertamina kata dia, jatah BBM solar untuk nelayan di wilayah itu yang dipasok ke SPBU nelayan, memang dikurangi dari 250 menjadi sisa 200 ton.
"Kami menduga kuota BBM solar 200 ton per hari itu, tidak diperuntukkan khusus memenuhi kebutuhan nelayan, sebab kapal penangkap ikan di Bone-bone hanya 29 unit, sedangkan kebutuhan setiap kapal hanya sekitar dua ton per hari," paparnya. (Ant).