Kendari (ANTARA News) - Hasil tangkapan nelayan selama musim timur di Kota Kendari selama sepekan terakhir ini sudah meningkat sehingga harga pun mulai normal di pasaran.
Namun para nelayan di Kota Kendari dan Konawe Selatan dan Bombana mengatakan, hasil tangkapannya cukup banyak, sehingga persediaan ikan di pasaran Kota Kendari mempengaruhi penurunan harga di tingkat konsumen.
"Selama beberapa hari ini, harga ikan sudah mulai normal, bila dibanding awal puasa Ramadhan 1433 Hijriyah melonjak cukup tinggi," kata Arfah, pedagang ikan di Pasar Bonggoeya.
Pantauan di dua pasar induk di Kota Kendari, Sabtu, persediaan ikan segar maupun ikan asin tampak cukup banyak dan harganya mulai normal dibanding dengan pekan lalu.
"Biasanya di saat musim timur tiba, memang tangkapan nelayan menurun dan mempengaruhi kenaikan harga di pasar. Akan tetapi beberapa hari ini sudah mulai banyak sehingga harga ikan pun sudah bisa terjangkau oleh masyarakat kelas bawah," kata Arfah.
Menurut dia, pembelian ikan di tempat pendaratan ikan (TPI) di Kota Kendari, yang biasanya dibeli Rp250.000 per satu dos (25 kg), kini turun dengan kisaran antara Rp200.000 hingga R250.000 per dos jenis ikan ruma-ruma, lajang dan katombong.
Ia mengatakan, dengan kondisi cuaca ekstrim (musim timur) nelayan di bagian kepulauan seperti dari Bungku (Sulteng) dan nelayan dari Kabupaten Konawe Utara dan Konawe Selatan justru menguntungkan, karena wilayah lautannya terlindung dengan beberapa pulau sehingga pada suasan anging barat, nelayan kesulitan untuk mendapatkan ikan di laut
Sementara itu, petugas di TPI Kendari, Udin mengatakan, hasil tangkapan nelayan selama beberapa hari ini mulai ramai di musim timur, padahal biasanya berkurang akibat kurangnya aktivitas para nelayan tidak melaut akibat ombak.
"Biasanya di musim perubahan arus laut dari barat ke timur mempengaruhi hasil tangkapan nelayan di bebeberapa pulau yang berhadapan langsung dengan laut Banda. Tetapi kenyataan dilapangan hasil tangkapan sudah mulai banyak sehingga harga dipasaran pun cenderung stabil.
Dengan demikian, para nelayan yang melakukan aktivitas melaut di wilayah itu tidak terpengaruh dengan ombak timur, terutama bagi nelayan di Kabupaten Wakatobi, Buton dan Buton Utara yang ombaknya kini rata-rata mencapai ketinggian mencapai 2-4 meter. (ANT).