Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan (Kemkes) meminta agar jajaran kesehatan di daerah dan UPT Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) mengantisipasi kemungkinan terjadinya wabah penyakit akibat banjir di beberapa wilayah Jakarta beberapa hari terakhir.
"Menghadapi datangnya musim hujan dan kemungkinan banjir maka Kementerian Kesehatan mengirimkan surat edaran ke seluruh jajaran kesehatan di daerah dan UPT DitJen P2PL terutama menyangkut ketersediaan logistik dan kesiapsiagaan tenaga atau personil," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Rabu.
Selain itu, jajaran kesehatan di daerah terutama yang potensial mengalami banjir juga diminta untuk melakukan peningkatan surveilans untuk pemetaan daerah rawan dan melakukan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor.
Tim Respon Cepat atau "Rapid Response Team" juga diminta untuk disiapkan di setiap tingkatan untuk melakukan tindakan segera bila diketahui adanya ancaman potensial kemungkinan terjadinya peningkatan penyakit menular.
Terkait dengan banjir, Tjandra memaparkan ada enam penyakit menular yang kerap terjadi sebagai dampak dari menurunnya kualitas kesehatan lingkungan yaitu diare, demam berdarah, Leptospirosis, ISPA, penyakit kulit dan penyakit saluran cerna lainnya.
"Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu. Pada saat banjir, maka sumber-sumber air minum masyarakat, khususnya sumber air minum dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Itu menjadi potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat," ujar Tjandra.
Disamping itu, pada saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dimana fasilitas dan sarana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih yang akan memparah penyebaran diare.
Untuk menghindari diare, masyarakat disarankan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun setiap akan makan/minum serta sehabis buang hajat, membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari, menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah disekitar tempat tinggal dan segera menghubungi petugas kesehatan terdekat bila ada gejala diare.
Sedangkan demam berdarah kerap terjadi karena saat musim hujan akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit tersebut yang seringkali menggunakan genangan air sebagai tempat berkembang biak.
Untuk mengurangi resiko penularan, masyarakat diingatkan untuk berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
"Selain itu agar masyarakat segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang tidak jelas sebabnya yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan," ujar Tjandra.
Sementara untuk menghindari Penyakit Leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hewan seperti tikus melalui kotoran dan air kencingnya, masyarakat diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan dan menghindari tikus yang berkeliaran dan menggunakan pelingung kaki bila ke daerah banjir.