Kendari (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, Senin, melakukan kunjungan untuk memeriksa secara langsung perkembangan pembangunan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Sultra di Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga Kota Kendari.
Kunjungan gubernur kali ini bersama sejumlah jurnalis lokal dengan menggunakan kendaraan bus khusus yang dikemudikan langsung oleh gubernur Sultra.
Satu per satu gedung di kompleks RSUP itu ditinjau oleh gubernur sambil memberikan penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan gedung dan fasilitas pendukung, baik yang sudah tersedia maupun yang akan dipersiapkan.
"Konsep awal pembangunan gedung ini adalah 'garden hospital' yang merupakan kompleks rumah sakit yang terintegrasi dengan suasana alam terbuka dan hijau. Strukturnya sudah didesain sedemikian rupa, sehingga bisa ramah lingkungan," kata Nur Alam disela-sela peninjauan beberapa bangunan monumental itu.
Gubernur mengatakan, bangunan rumah sakit tersebut ke depannya akan dikembangkan dari rumah sakit non akademis menjadi rumah sakit akademis, karena keberadaannya akan mendukung dari kegiatan akademis Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo Kendari.
"Sehingga, ada tempat praktek langsung bagi mahasiswa kedokteran Unhalu, karena fakultas kedokteran berbeda dengan fakultas lain, yaitu mahasiswa harus praktek langsung di rumah sakit yang standar," ujarnya.
Menurut gubernur, RSUP Sultra itu diharapkan bisa memiliki komparatif dan kompetitif, artinya ada keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh umumnya rumah sakit di kawasan Indonesia timur, sehingga akan menjadi magnet bagi masyarakat Indonesia untuk menjadikan Kendari sebagai sasaran untuk berobat.
"Dengan sarana canggih yang dimiliki rumah sakit tersebut, dan makin berkembangnya keahlian atau ilmu kedokteran, maka rumah sakit tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia handal," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sultra sedang menyekolahkan perawat, dokter umum, dokter spesialis, baik di dalam maupun ke luar negeri dengan memanfaatkan dana APD Sultra. Selain itu juga akan direkrut dokter yang memiliki keahlian spesifik seperti ahli beda plastik atau ahli kosmetik.
"Karena ini adalah RSUD yang bersifat akademis, maka diharapkan dukungan sumber daya manusianya bisa berkelanjutan agar keberadaan SDM bidang kesehatan tidak diragukan lagi," katanya menuturkan.
Menurut Nur Alam, pembangunan rumah sakit modern ini merupakan salah satu solusi tepat bagi permasalahan kesehatan, bukan hanya milik masyarakat Sultra, tetapi juga akan menjadi milik masyarakat luar Sultra.
Gubernur menjelaskan, pembangunan fisik RSUP itu telah rampung 60 persen. Di awal perencanaan pembangunan RSUD yang baru itu akan membutuhkan dana sekitar Rp280 miliar, tetapi melihat perkembangan saat ini, maka kebutuhan anggaran untuk merampungkan hingga selesai nanti, membengkak menjadi sekitar Rp450 miliar.
"Kalau tidak ada aral melintang, maka Agustus tahun 2012, rumah sakit yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 18 hektare ini sudah bisa difungsikan," ujarnya, seraya menambahkan, khusus rawat inap kelas III ke bawah masih menggunakan gedung RSUD yang lama di Jalan Sam Ratulangi Kelurahan kemaraya.
Beberapa gedung yang ditinjau oleh gubernur di RSUP itu antara lain gedung administrasi, instalasi gawat darurat (IGD), IPRS/workshop, ICU/ICCU, instalasi rawat jalan, perawatan VIP dan VVIP, instalasi radiologi, perawatan kelas I, CSSD, dan ruang laundry, medical rekord, instalasi gizi, perawatan kelas II, laboratorium, dan instalasi bedah.
"Saya sengaja mengajak para jurnalis untuk melihat langsung apa yang telah kita bangun selama ini, sekaligus menjawab kekhawatiran dan pertanyaan dari elemen masyarakat selama ini. Ini adalah waktu khusus sehari gubernur bersama wartawan untuk meninjau sejumlah bangunan yang telah kita bangun selama empat tahun terakhir kepemimpinan saya," ujarnya.
Selain rombongan wartawan, Gubernur Sultra juga didampingi Danrem 143/Haluoleo Kendari, Kol Inf Taufik Hidayat dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di antaranya, Kadis Pekerjaan Umum Dody P. Djalante, Kadis Perhubungan Sultra, Burhanuddin HS Noy, Kepala Bappeda Sultra Nasir Andi Baso, Kadis Perindagkop Sultra Saemu Alwi, Kepala BPMPD Sultra Askabul Kijo, dan Kepala Biro Humas Pemprov Sultra, Aksioma Boonde.
Usai di RSUP tersebut, gubernur melanjutkan peninjauan beberapa proyek monumental lainnya yang dibangun selama kepemimpinannya bersama pasangan HM Saleh Lasatta, di antaranya Bandara Haluoleo, Kompleks Perumahan PNS, gedung GOR Multifungsi, lokasi pembangunan pusat perbelanjaan termegah oleh Lippo Group, pelabuhan kontainer di Bungkutoko, Stasiun Pengisian Gas Elpiji, dan Kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bahteramas.