Kendari (ANTARA News) - Para peternak unggas di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini masih kesulitan modal untuk mengembangkan usahanya padahal potensi pasar masih terbuka lebar, kata Kepala Dinas Pertanian Sultra Mansyur, di Kendari, Sabtu.
Ia mengatakan, peternak unggas saat ini masih kesulitan permodalan terutama akses pinjaman permodalan kepada pihak perbankan.
"Hal ini terjadi diperkirakan karena perbankan belum melihat potensi usaha peternakan unggas lokal," kata Mansyur.
Menurutnya, faktor itulah yang menyebabkan usaha peternakan unggas tersebut susah untuk berkembang, karena para peternak hanya mengandalkan modal sendiri.
"Kondisi ini menyebabkan produksi unggas yang dipasarkan hanya untuk kebutuhan lokal dalam bentuk produk daging dan telur," katanya.
Padahal, katanya, kebutuhan daging unggas dan telur di daerah ini sangat tinggi, sehingga setiap saat harus mendatangkan komoditas itu dari luar Sultra, seperti Sulawesi Selatan.
"Inilah yang menyebabkan begitu tingginya ketergantungan Sultra terhadap pasokan daging ayam dan telur dari Sulawesi Selatan," ujar Mansyur.
Mansyur berharap, para peternak daerah ini bisa meyakinkan para pemodal atau perbankan, bahwa ternak unggas ini sangat besar potensinya untuk dikembangkan di daerah ini, karena tingkat permintaan yang tinggi, sehingga bisa mudah mendapatkan akses permodalan.
Meskipun dengan kondisi itu, kata Mansyur, tetapi pihaknya terus berupaya mendorong petani agar meningkatkan produksi mereka dengan memberikan stimulan atau bantuan kepada warga peternak.
Ia menjelaskan, peningkatan produksi komoditi unggas di Sultra selama ini diarahkan pada kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kecil.
"Kegiatan budidaya unggas baik untuk ternak ayam buras dan ras (petelur dan potong) dilakukan oleh peternak dalam bentuk perorangan dan kelompok, yang tersebar hampir di 12 Kabupaten/Kota se-Sultra," ujarnya.
Kata dia, pola tersebut bertujuan untuk membenahi organisasi perunggasan khususnya unggas lokal yang berorientasi pada sistem pemeliharaan ternak dari sistem tradisional, semi intensif, dan sistem intensif.(Ant).