Kolaka (ANTARA News) - Umat Hindu yang bermukim di wilayah Kelurahan Atula, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis, menggelar upacara adat Ngaben yang dilaksanakan dalam lima tahun sekali.
Upacara sakral yang dihadiri ribuan umat Hindu itu diakhiri dengan rangkaian melarung atau menghanyutkan abu hasil pembakaran roh jenazah keluarga yang telah meninggal di Sungai Ladongi.
Ketua Panitia Pelaksanaan Upacara Ngaben, I Made Margi mengatakan, upacara Ngaben tahun ini sebanyak 92 jasad yang akan dibakar dan dibagi dalam tiga rangkaian upacara yaitu Linguah, Ngaben dan Nyekah.
"Kalau Linguah atau arwah anak-anak ada 42 arwah, Ngaben 18 arwah, dan Nyekah 50 arwah. Khusus Ngaben dan Nyekah ini merupakan tingkatan arwah orang dewasa," katanya.
Jumlah umat Hindu yang mengikuti upacara Ngaben ini sangat besar dan ramai karena kegiatan sakral ini, tidak hanya umat Hindu di Ladongi, tetapi juga kalangan keluarga jenazah yang berasal dari luar wilayah itu, di antaranya dari Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Muna.
"Acara Ngaben ini disiapkan selama sebulan karena ritual ini dilakukan dalam lima tahun sekali dan bagi umat hindu yang berada di kabupaten lain juga turut berdatangan untuk mengikuti prosesi Ngaben ini," ujar Margi.
Sementara itu, Ketua Parisada Kelurahan Atula Welala, I Wayan Artana menjelaskan, tujuan dilaksanakannya Upacara Ngaben adalah meningkatkan persatuan umat Hindu, dan mengimplementasikan peraturan adat Awig-awig dan adat Dwi Eka Dharma.
"Selain itu untuk melakukan pembersihan secara Neskala atau secara gaib dan Sekala atau secara konkrit, sebab upacara ini mengandung makna untuk mengembalikan unsur panca maha wuta atau kepada asal manusia untuk disucikan roh leluhur agar kelak sampai di nirwana (surga)," ujar Artana.
Acara tersebut mulai dengan mengarak Jempana yang dilakukan puluhan warga menuju tempat pemakaman.
Jempana merupakan tempat bersemayamnya arwah yang telah meninggal, setelah tiba di tempat pemakaman Jempana dibakar dan beberapa barang abu sisa pembakarannya dimasukkan dalam sebuah wadah dan diantar ke sungai untuk dihanyutkan. Pelepasan debu ini merupakan rangkaian terakhir dalam acara ini.
"Rangkaian upacara warga Hindu akan melakukan Larung atau menghanyutkan arwah jenazah akan dilakukan di Pantai Kolaka karena kegiatan ini mengakhiri semua rangkaian upacara Ngaben tersebut," ujar Artana. (Ant).