Kendari (ANTARA News) - Amanat gerakan penanaman pohon satu miliar tahun 2011 untuk membebaskan Indonesia dari musibah banjir dan tanah longsor menjadi materi khutbah Jumat di Masjid Agung Al-Kautsar Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Imam Masjid Agung Al-Kautsar KH Abdullah Umar Tafqi dalam khutbahnya menyebutkan bahwa untuk menambah syukur kepada Allah yang menganugrahkan bumi dengan segala isinya telah dinyatakan dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 10 yang artinya, "Dialah Allah yang telah menurunkan air dari langit untuk kamu minum dan tumbuhnya pepohonan, padanya kamu gembalakan ternakmu".
Dan masih banyak ayat Al Quran yang menggambarkan banyaknya nikmat Allah di bumi berupa buah-buahan, laut dengan ikan segarnya serta mutiara dan perhiasan. Tujuannya agar manusia senantiasa bersyukur atas segala ciptaan-Nya, urai Abdullah Umar.
Namun seiring dengan pesatnya perkembangan dan tuntutan kebutuhan manusia maka tuntunan agama yang demikian baik tidak ditaati.
"Penebangan kayu tidak terkendali mengakibatkan aliran air sungai menurun dari waktu ke waktu. Menangkap ikan menggunakan bahan peledak yang mengakibatkan rusaknya terumbu karang sebagai tempat berkembangnya ikan. Ini ulah manusia yang tidak terpuji," kata Khatib Abdullah.
Apa yang dijelaskan dalam Al Quran adalah fakta dan pemerintah telah menyambut dengan program nyata dengan menetapkan tanggal 28 November adalah hari menanam pohon di Indonesia dan bulan menanam pohon nasional.
Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sultra Hartono mengatakan gerakan nasional menanam pohon harus diiringi dengan upaya penyadaran masyarakat untuk memelihara kelestarian lingkungan.
"Upaya menghijaukan kembali Tanah Air dengan gerakan nasional menanam pohon akan sia-sia kalau pencuri kayu tidak diberantas karena ulah mereka hutan menjadi gundul dan sungai kering," kata Hartono.
Data Kementrian Kehutanan Indonesia bahwa pohon yang telah tertanam dari tahun 2010 hingga Januari 2011 sebanyak 1,7 milyar pohon. (Ant).