Makassar, (ANTARA News) - Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Rahman Dg Tayang mengatakan kebijakan pemerintah pusat menitipkan beras impor di daerah ini dinilai akan mengancam harga beras produksi lokal.
"Kebijakan pemerintah pusat menitip beras impor di gudang Bulog Sub Divre Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), dikhawatirkan beredar di pasaran, sehingga menimbulkan persaingan harga beras lokal," kata Rahman Dg Tayang di Makassar, Jumat.
Menurut dia, harga beras di tingkat petani Sulsel belakangan ini cukup membaik, apalagi harga pembelian Bulog diatas HPP.
Dia mengatakan, sejak Agustus 2011 Bulog membeli gabah petani seharga Rp4.100 per kilogram atau diatas HPP Rp3.345 per kg.
Sementara harga beras, pihak Bulog menetapkan Rp6.000 - Rp6.100 per kg dari harga sebelumnya sekitar Rp5.600 per kg.
"Kondisi harga produksi yang dapat nikmati petani ini, jangan sampai dirusak karena adanya beras impor titipan yang kemudian beredar di pasaran," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, pemerintah harus memberikan jaminan bahwa beras impor tersebut tidak ada di pasaran.
Hal itu dinilai penting, agar petani di daerah penyanggah pangan nasional ini tidak resah, karena harga produksinya jatuh akibat peredaran beras impor. (Ant)