Manado, (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon, Sulawesi |Utara (Sulut), mengoperasikan dua alat pengolah pupuk organik (APPO) guna mendorong produksi holtikultura bebas kandungan bahan kimia.
"Dua APPO tersebut dioperasikan kelompok tani di Kelurahan Rurukan, Kecamatan Tomohon, guna memproduksi pupuk organik," Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tomohon, Jemmy Matindas, di Tomohon, Kamis.
Guna ketersediaan bahan baku di mesin APPO tersebut, katanya, pemerintah daerah membantu pengadaan 70 ekor sapi penggemukan.
"Kotoran ke-70 ekor sapi tersebut akan menjadi bahan baku yang akan diolah menjadi pupuk organik di dua mesin APPO tersebut," kata Jemmy.
Ke-70 ekor sapi tersebut ditargetkan mampu menghasilkan 1.400 kilogram (Kg) atau sebulan lebih 30 ton dan dapat memenuhi kebutuhan pupuk organik petani di dua kelurahan Kecamatan Tomohon Timur, kawasan pengembangan holtikultura organik.
Jemmy mengatakan, bantuan sapi penggemukan tersebut akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang bila produksi industri pengolah pupuk organik berkembang.
"Saat ini, baru ada dua alat pengolah pupuk organik kepada dua kelompok tani yang menangani industri pupuk tersebut. Di tahun mendatang akan terus ditingkatkan jika kebutuhan pupuk meningkat," kata Jemmy.
Pemerintah daerah sudah bertekad agar penggunaan pupuk organik oleh petani sayur mayur dan holtikultura di Tomohon terus meningkat, hingga nantinya diharapkan tidak ada lagi petani yang menggunakan pupuk kimia.
"Tanaman sayur organik semakin digemari pasar saat ini, namun untuk hasilkan produk tersebut dibutuhkan produksi pupuk organik dalam jumlah cukup besar," kata Jemmy.
Kebijakan pengembangan tanaman organik dengan menggunakan pupuk nonkimia tersebut, kata Jemmy, mendapat dukungan penuh dari petani, terbukti dari tahun ke tahun permintaan pupuk organik semakin tinggi.
Guna mendorong keberhasilan pengembangan industri pupuk organik bagi petani, maka Jemmy berharap, ada sokongan dana mulai dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
"Berharap dana dari pemerintah kota saja tidak cukup. Karena itu, kami minta alokasi dana pemerintah pusat dan provinsi agar terus ditingkatkan guna menyukseskan target pemerintah menghasilkan komoditas holtikultura organik," kata Jemmy.
Maxi Wowiling, ketua kelompok tani Kina di Tomohon berharap ketersediaan pupuk organik tersedia cukup. Dengan demikian, petani dapat menghasilkan produksi pertanian yang sehat dan memenuhi syarat untuk diekspor.
"Petani ingin produksi pertanian mampu menjangkau pasaran lebih luas termasuk pasar ekspor, karena itu pemerintah agar lebih serius memberi perhatian terhadap petani," kata Maxi. (Ant)