Lombok Tengah (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) berkolaborasi dengan PT Zisra Dwi Jaya melaksanakan orientasi sebelum keberangkatan bagi para calon pekerja migran Indonesia (PMI) di Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka memperkuat penempatan dan perlindungan PMI.
"Penempatan PMI merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam memberikan perlindungan melalui penempatan kerja khususnya di sektor strategis," kata Wakil Menteri Kementerian P2MI RI Dzulfikar Ahmad Tawalla saat membuka acara orientasi sebelum keberangkatan calon PMI secara virtual di Lombok Tengah, Rabu.
Ia mengatakan pemerintah menyambut baik kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kolaborasi dan memperkuat hubungan kedua negara, sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap PMI maupun peningkatan ekonomi masing-masing negara.
"Kami berharap ini bisa memperkuat industri perkebunan dan PMI mendapatkan penempatan kerja yang sesuai dengan harapan," katanya.
Ia mengatakan proses penempatan PMI tetap menjadi fokus pemerintah dan diharapkan sesuai keterampilan, sehingga pola tersebut bisa menjadi modal dasar dalam perkuatan perlindungan PMI di negara tujuan.
"Saya berharap kepada para PMI untuk tetap menjaga nama baik Indonesia dan tetap bekerja sesuai aturan," katanya.
Pemerintah juga melibatkan perusahaan swasta dalam memberikan perlindungan yang maksimal dan kolaborasi ini harus terus ditingkatkan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki untuk perlindungan PMI.
"Negara itu tetap hadir untuk memberikan perlindungan bagi para pahlawan devisa negara," katanya.
Ia mengatakan para pekerja migran Indonesia diharapkan bisa menggunakan layanan aplikasi Finpay Money (FM) Migran yang telah disiapkan, sehingga bisa mempermudahkan dan mempercepat pengiriman uang kepada pihak keluarga.
Program tersebut juga bisa digunakan oleh PMI untuk melakukan pembayaran iuran kepesertaan BPJSTK-PMI.
"Kami telah menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk memberikan perlindungan kepada PMI," katanya.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PT Zisra Dwi Jaya Jafar Al Hamid berharap kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pembangunan di Indonesia serta meningkatkan perlindungan PMI.
"Proses penempatan ini penting dalam memperkuat perlindungan PMI," katanya.
CEO FGV Plantations Malaysia Tuan Haji Hamdan Ismail mengatakan pihaknya selaku pemberi kerja memiliki tanggung jawab penuh terhadap perlindungan PMI, sehingga sebelum keberangkatan harus dilakukan verifikasi sesuai aturan.
"Kami menentang pengiriman PMI secara ilegal, kalau ada oknum penyalur yang bermain harus ditindak tegas," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian P2MI perkuat perlindungan PMI di NTB