Jakarta (ANTARA) - Pembentukan Badan Otoritas Sawit Indonesia (BOSI) dinilai mampu menyelesaikan tantangan dan hambatan pelaku usaha sawit secara holistik melalui sinergisitas aktor-aktor penting dalam industri sawit.
"Badan Otoritas Sawit Indonesia (BOSI), ini menurut saya sangat bisa untuk mengurai segala persoalan industri kelapa sawit yang ada sekarang," ujar akademisi sekaligus praktisi hukum Mutiara Panjaitan di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, berbagai ragam persoalan yang dihadapi oleh para pelaku sawit, baik di hulu maupun di hilir, namun terdapat irisan permasalahan di antaranya yang saling terhubung.
Oleh karena itu, lanjut pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) itu, paradigma berfikir holistik pada industri kelapa sawit menjadi suatu keniscayaan di tengah-tengah gempuran kewajiban pemenuhan prinsip dan kriteria keberlanjutan.
Paradigma berfikir ini, tambahnya, harus diberlakukan terhadap pembentukan kebijakan di Indonesia, yang saat ini sifatnya masih sangat sektoral.
"Maka dalam hal ini dibutuhkan suatu kebijakan baru, yang mampu melihat serta menyelesaikan tantangan dan hambatan pelaku usaha sawit secara holistik melalui sinergisitas aktor-aktor penting dalam industri sawit melalui pembentukan Badan Otoritas Sawit Indonesia (BOSI)," katanya.
.
Lembaga ini, lanjutnya saat menyampaikan disertasinya yang berjudul "Aspek Hukum Investasi Kelapa Sawit: Tantangan dan Optimalisasinya" di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, akan menjadi satu-satunya yang mengurusi sawit, mulai dari hulu sampai hilir.
Menurut dia, BOSI akan bersinergi langsung dengan swasta dan asosiasi kelapa sawit yang ada, juga akan menerapkan mekanisme akuntabilitas dan transparansi serta standar kredibilitas yang tinggi.
"Tapi, lembaga ini baru akan bisa berjalan kalau mendapat dukungan langsung dari Presiden Prabowo, sebab BOSI diharapkan akan berada langsung di bawah presiden," kata mantan legislator itu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BOSI dinilai mampu selesaikan hambatan industri sawit