Kendari (ANTARA) - Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara melaksanakan kegiatan edukasi gizi dan pencegahan anemia bagi remaja di Aula SMA Negeri 2 Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Kamis.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buton Selatan La Asari yang juga dihadiri Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan KB BKKBN Sultra Agus Salim dengan jumlah peserta merupakan 40 orang.
Agus Salim, menyampaikan, intervensi spesifik menjadi salah satu upaya yang penting dilakukan dalam percepatan penurunan stunting.
Menurutnya, salah satu yang perlu dilakukan yaitu dengan penguatan kapasitas dan perilaku remaja.
Selain itu, Agus Salim juga menyampaikan beberapa permasalahan di Provinsi Sulawesi Tenggara yang perlu dicermati bersama antara lain, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, angka prevalensi stunting di Sultra tahun 2022 adalah 27,7 persen dan di tahun 2023 yaitu 30 persen atau naik 2,3 persen.
Sementara Buton Selatan sebesar 32,6 persen di tahun 2022 dan di tahun 2023 naik menjadi 37,1 persen atau naik 4,8 persen.
La Asari, menyampaikan dukungan atas pelaksanaan kegiatan Orientasi Edukasi Gizi dan Pencegahan Anemia di Kabupaten Buton Selatan.
Baca juga: Babinsa teladan di Sultra peroleh penghargaan dari Kepala BKKBN
"Sebagai calon pengantin, remaja perlu mendapatkan penguatan kapasitas dan perilaku agar memiliki pemahaman, kesadaran dan perilaku yang positif sehingga memiliki status gizi dan kesehatan yang ideal. Sehingga kami sangat mendukung atas pelaksanaan kegiatan seperti ini di Kabupaten Buton Selatan," kata La Asari.
Ia menyebutkan pengetahuan remaja terhadap status gizi dan kesehatan yang ideal masih rendah. Terlebih lagi masih banyak remaja, khususnya remaja putri yang kepatuhan terhadap konsumsi tablet tambah darah masih sangat rendah.
Selain diharapkan memahami status gizi dan kondisi kesehatan yang ideal, remaja juga harus memiliki kemampuan untuk berperilaku adaptif dan positif yang memungkinkan remaja untuk secara efektif menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari.
Remaja sebagai calon penduduk usia produktif perlu dibekali agar siap menjadi generasi berencana sebagai pelaku pembangunan yang mendukung percepatan penurunan stunting.
Baca juga: BKKBN ajak mitra provinsi dan kabupaten/kota sinergi turunkan stunting