Kendari (ANTARA) - PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menggelar Lomba karya produk Hasil Bank Sampah di pelataran Galeri UMKM Kareso Anatoa, Sorowako, Luwuk Timur, Sulawesi Selatan, dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024.
Acting Chief Technology Officer (CTO) PT Vale Indonesia, Jinan Syakir dalam pernyataan tertulis yang diterima, Selasa mengatakan, masalah utama yang dihadapi saat ini adalah mengubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Menurutnya, sampah itu sangat merugikan dan merusak lingkungan. Kepedulian terhadap sampah juga memberi dampak positif terhadap kesehatan.
"Kebiasaan buruk terhadap sampah harus diubah mulai dari diri sendiri, kemudian memberikan contoh kepada orang lain. PT Vale telah menunjukkan cara mengelola sampah dengan baik melalui kegiatan positif seperti ini. Selain itu, sejumlah program-program yang menunjang juga dilakukan oleh perusahaan," ujar Jinan.
Kegiatan ini bagian dari kampanye perseroan dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap kepedulian lingkungan, khususnya permasalahan sampah.
Kegiatan yang mengangkat tema "Mengubah Sampah Menjadi Berkah, Melangkah Menuju Ekonomi Sirkular yang Berkelanjutan" merupakan kontribusi nyata perseroan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Lomba ini juga merupakan wujud komitmen untuk nol limbah ke tempat pembuangan atau zero waste to landfill pada 2025, lebih cepat lima tahun dari target pemerintah.
Lomba ini diikuti sebanyak 11 peserta dengan 33 karya yang dilombakan. Peserta sangat antusias menampilkan kreativitas dan karya yang inovatif. Berbagai kreasi daur ulang sampah ditampilkan para peserta, mulai dari busana, hiasan meja, aksesoris baju, vas bunga, meja, hingga sejumlah kerajinan tangan, dan aksesoris menarik lainnya. Pesan yang ingin disampaikan bahwa sampah plastik dapat bernilai jual melalui sebuah kreativitas.
Dia melanjutkan, salah satu proyek PT Vale untuk mendukung pengentasan sampah, yaitu refuse-derived fuel (RDF). RDF ini bagian dari cara perseroan mengolah sampah dengan baik dan benar, serta memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi masyarakat.
"Kita harapkan generasi selanjutnya lebih peduli lagi terhadap bahaya sampah. Sampah bisa memberikan manfaat kalau kita kelola dengan baik dan bijak. Hal itu yang harus saya tekankan di sini, karena saya tidak mau kegiatan ini hanya seremonial belaka, tidak ada tindak lanjutnya. Mari bergerak bersama, untuk memberikan solusi yang lebih baik lagi terhadap sampah," jelasnya.
Sementara itu, Director Health, Safety and Operational Risk PT Vale, Adli Lubis ikut menyalakan semangat seluruh peserta, agar terus semangat dalam membuat karyawan yang inovatif dari sampah.
Dia juga meminta kepada Tim Environment dan External Relations, untuk terus memotivasi para peserta khususnya ibu-ibu dan para siswa yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
"Saya mewakili manajemen mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta. Saya berharap tahun depan pesertanya lebih banyak lagi, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang terlibat, dan memiliki kesadaran terhadap pengelolaan sampah," kata Adli.
Adli memaparkan bahwa dalam pengelolaan sampah PT Vale menerapkan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R). Tujuan penerapan 3R untuk mengurangi atau mencegah produksi sampah lebih awal. Katanya, salah satunya dengan pemilahan kemudian diolah menjadi bahan yang bernilai jual.
"Kita harapkan dengan pendampingan yang diberikan, kreativitasnya semakin meningkat dan produknya juga semakin bagus," katanya.
Produk yang dihasilkan, kalau memiliki nilai jual akan menambah pendapatan. Bukan hanya ibu-ibu bisa lakukan, tetapi para siswa juga bisa melakukannya, supaya ke depan lebih termotivasi dan lebih semangat lagi. "Sekali lagi saya mewakili manajemen mengucapkan terima kasih atas partisipasinya. Dan saya harap tetap dijaga spirit dan motivasinya. Semoga ke depan bisa jauh lebih bagus lagi," jelasnya.
Pengawas Lingkungan Hidup Luwu Timur Furqan Hidayat, mengatakan kegiatan ini sangat bagus, karena memberikan edukasi kepada masyarakat mengolah sampah menjadi barang yang dapat dimanfaatkan atau bernilai jual. Menurutnya, kegiatan ini harus terus berkelanjutan karena melibatkan para siswa Sekolah Dasar (SD), sehingga mereka memiliki kesadaran terhadap pengelolaan sampah sejak dini.
"Kegiatan seperti harus digaungkan karena sangat positif. Sampah yang tadinya dibuang masyarakat, ternyata bisa dimanfaatkan kembali menjadi suatu barang yang bisa bernilai ekonomis oleh pengurus bank sampah," tuturnya.