Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan terus menjaga persepsi investor Singapura menjelang tahun politik dan pergantian pemimpin pada 2024.
Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Pasifik Kementerian Investasi/BKPM Saribua Siahaan mengatakan hal itu dilakukan lantaran Singapura merupakan negara teratas yang paling banyak berinvestasi di Indonesia sekaligus menjadi hub investasi global.
"Data menunjukkan bahwa investor dari Singapura lah yang paling besar," katanya di Jakarta, Kamis.
Data Sekretariat Jenderal ASEAN menunjukkan Indonesia berada di urutan kedua aliran investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) tertinggi di Asia Tenggara setelah Singapura.
Jika Singapura jadi hub keuangan, maka Indonesia ditengarai menjadi hub manufaktur tempat industri dilakukan.
"Alasan lain kenapa banyak investor Singapura masuk ke Indonesia adalah mungkin karena dekat, gampang komunikasi dan kolaborasi terkait modal," katanya.
Sebagai hub, banyak investor global dari China, AS, Jepang, Malaysia, atau Australia yang berinvestasi di Indonesia melalui Negeri Singa itu.
Menyusul pergantian pemimpin Indonesia pada 2024 mendatang, Saribua memastikan terus memfasilitasi para investor, termasuk dari Singapura.
Melalui kantor perwakilannya, Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Singapura, Kementerian Investasi/BKPM berkoordinasi erat dengan Kedutaan Besar RI Singapura untuk memberikan informasi terkini termasuk peluang-peluang yang bisa dieksplorasi calon investor.
Menurut Saribua, sangat wajar jika investor masih mempertimbangkan kondisi tahun politik untuk menanamkan modal.
"Kita yakinkan investor bahwa pesta demokrasi itu memang isinya berdebat dulu. Tapi semua calon berkomitmen untuk menjaga stabilitas, pemilu damai, dan investasi tetap dijaga. Beda pendapat boleh, tapi komitmen jaga investasi agar tetap tumbuh dan berkembang itu pasti," katanya.
Untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terkait potensi investasi Indonesia bagi para investor Singapura, Kementerian Investasi/BKPM akan menyelenggarakan Outlook Investasi Indonesia 2024 di Singapura, pada Jumat (8/12/2023) besok.
Lewat kegiatan tersebut, Pemerintah Indonesia akan menyampaikan strategi-strategi Pemerintah Indonesia untuk menjaga kondusivitas di tahun politik 2024.
Diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan pandangan bagi investor Singapura agar tidak ragu berinvestasi di Indonesia.
Singapura juga dibidik karena merupakan hub investasi, sehingga Indonesia bisa menjangkau para calon investor dari seluruh dunia.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo menjelaskan di mata investor Singapura, Indonesia punya potensi yang menjanjikan mulai dari kondisi makro ekonomi yang lebih baik dari Eropa atau AS, pasar yang sangat besar, sumber daya alam yang melimpah dan angkatan kerja yang jumlahnya mencapai 150-180 juta orang.
"Sekarang mereka dihadapkan dengan persoalan tenaga kerja karena Singapura sudah masuk negara yang menua," katanya.
Minat investasi Singapura yang tinggi tercermin dari total investasinya ke Indonesia pada 2022 yang mencapai 13,3 miliar dolar AS. Adapun sepanjang Januari-September 2023, total investasi Singapura ke Indonesia telah mencapai 12,2 miliar dolar AS.
Keseriusan Singapura terhadap pasar Indonesia juga ditunjukkan dengan dibentuknya kantor perwakilan Singapore Business Federation (SBF) di Indonesia yang bertugas untuk menginformasikan peluang dan potensi bisnis di tanah air kepada investor Singapura.
Suryo menuturkan sebagaimana tengah terjadi di negara-negara ASEAN lainnya, pergantian pemimpin di Indonesia juga menjadi hal yang diamati para pengusaha Singapura.
Namun, menurutnya, berkaca dari dua pemilu sebelumnya, yakni pada 2014 dan 2019, yang sukses dan tidak berdampak besar terhadap sektor ekonomi, Suryo meyakini tren investasi Singapura ke Indonesia tidak akan terganggu. Terlebih, investasi-investasi di luar Jawa yang dinilainya masih tetap berjalan.
"Pengusaha itu melihat jangka panjang dan beberapa sekarang investasinya mulai jalan. Dan, kalau lihat sekali lagi politik, pengaruhnya tidak begitu besar di luar Jawa yang kami lihat investasinya terus jalan," katanya.
"Sekali lagi, tahun 2024 tentunya politik harus tetap jalan karena itu agenda nasional, tapi ekonomi juga harus tetap jalan paralel. Dua pemilu terakhir menunjukkan ada pemisahan antara politik dan ekonomi. Tentu, ini baik bagi Indonesia bahwa politik tidak memengaruhi kondisi ekonomi yang ada dan minat pengusaha untuk berinvestasi di Indonesia," tambah Suryo.