Kepala Rombongan Studi Tiru Ismail melalui keterangan resminya, Senin, mengatakan bahwa kegiatan studi tiru tersebut mengangkat tema "We Come (Kami Datang), We Learn (Kita Belajar), We Share (Kami Berbagi), dan We Win (Kami Menang).
"Sebanyak 20 kepala sekolah itu dipersiapkan untuk belajar pendidikan terbaik di Asia Tenggara," kata Ismail.
Dia menyebutkan bahwa sebelum dikirim, sebanyak 20 kepala sekolah tersebut merupakan peserta yang berprestasi dan telah melalui seleksi yang ketat.
Ismail menyampaikan bahwa rombongan tersebut nantinya tidak hanya sekadar bertujuan untuk belajar, akan tetapi juga menjadi agen perubahan untuk menerapkan praktek-praktek inovatif yang bakal diintegrasikan dalam sistem pendidikan di Kabupaten Kolut.
"Sebanyak 20 kepala sekolah yang terpilih dapat mengunjungi dan membandingkan sistem pendidikan di sana (Singapura), serta belajar dari pengalaman tersebut. Kemudian juga mereka diharapkan dapat berbagi pengetahuan yang didapat dengan para guru di Kabupaten Kolaka Utara," sebut Ismail.
Sementara itu, Pj Bupati Kolaka Utara Sukanto Toding menambahkan bahwa destinasi Kuala Lumpur dan Singapura dipilih bukan hanya karena prestasi pendidikan, tetapi juga karena kelestarian budaya yang masih terjaga.
"Kami berharap para kepala sekolah ini tidak hanya membawa pulang pengetahuan, tetapi juga semangat untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan progresif," jelasnya.
Kegiatan studi tiru tersebut, lanjut Sukanto Toding, bukan hanya semata tentang mengikuti tren pendidikan global, tetapi juga untuk membentuk fondasi yang kuat agar melahirkan pendidikan yang mampu berinovasi dan mengubah paradigma pendidikan lokal demi keunggulan Kabupaten Kolaka Utara.
Para kepala sekolah yang dikirim juga akan membuat jurnal harian, melakukan evaluasi mendalam, dan merangkai testimoni melalui video untuk menggambarkan hasil belajar mereka selama perjalanan di Kuala Lumpur dan Singapura.
“Kami yakin bahwa para delegasi Kolaka Utara akan kembali dengan semangat dan pengetahuan yang lebih baik untuk memajukan pendidikan kami. Mereka akan menjadi agen perubahan yang tidak hanya menghadirkan pengetahuan baru, tetapi juga memicu revolusi pendidikan yang dibutuhkan," ujar Sukanto Toding.