Kendari (ANTARA) - Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara meresmikan budi daya maggot di Desa Lahotutu Kecamatan Wonggeduku Barat Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di daerah itu.
Gubernur Sultra Andi Sumangerukka saat ditemui di Kendari Minggu mengatakan, peresmian budi daya maggot tersebut dilakukan dalam rangka mendukung program aksi Quick Win 100 Hari gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Pertama kita meresmikan budi daya maggot tempatnya di rumahnya Pak Aswan. Awalnya saya cuman dilaporkan, ternyata memang betul -budi daya maggot itu berhasil memberikan dampak ekonomi yang positif untuk warga-," kata Andi Sumangerukka.
Dia menyebutkan bahwa dalam peresmian tersebut, pihaknya juga melihat langsung tempat dan proses budi daya maggot dan beberapa hasil karya milik Aswan di tempat budi daya tersebut.
"Pak Aswan ini selain memang dia punya hobi dia juga orang yang kreatif, ternyata sampah itu bisa digunakan sebagai apa saja, salah satunya menjadi kursi dan meja, ini artinya kreatifitas, jadi masyarakat tidak usah khawatir, kalau kita kreatif apa saja itu bisa jadi," ujarnya.
Andi Sumangerukka juga mengungkapkan bahwa selain itu dalam peresmian tersebut pihaknya juga memberikan bantuan modal usaha bagi ibu rumah tangga (Mantu) di wilayah tersebut.
"Bantuan kepada ibu-ibu modal usaha bantuannya itu uang sebesar Rp2 juta," kata Andi Sumangerukka.

Andi juga menyampaikan bahwa pihaknya berharap bantuan tersebut bisa dimaksimalkan dan menambah pendapatan keluarga agar bisa bergulir kepada para penerima lainnya.
"Kita harapkan bantuannya ini bisa terus bergulir, kalau nanti dia sudah bisa menambah, bantuan itu akan kita perlebar di tempat lain. Sekarang untuk sementara di sini dulu. Tadi di sini ada 50 penerima, ke depannya nanti akan lebih banyak," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sultra Andi Makkawaru menjelaskan bahwa budi daya maggot tersebut telah dicobanya sejak tahun 2024 lalu.
"Kebetulan di 2024 itu ada program untuk mengatasi kemiskinan ekstrem. Dan kita coba itu ada dua alternatif, salah satunya menjadikan pupuk dan satu lagi dengan maggot, nah kita pilih maggot karena yang pertama lahannya itu dibutuhkan tidak luas," ucap Andi Makkawaru.
Ia menuturkan bahwa dan untuk orang miskin ekstrem itu kan dia tidak punya rumah, tidak punya lahan, maka dengan bantuan ini harapan kita yang bisa memanfaatkan lahan yang sempit mereka bisa dalam 21 hari sudah bisa mendapatkan pendapatan ekonomi.
"Maka kita terapkan lah maggot, ini ada di empat tempat, Konawe Selatan, Konawe, Kota Kendari, dan Muna, kalau di tempatnya Pak Aswan ini hampir 80 persen berhasil. Kendalanya hanya beberapa ibu rumah tangga di sini yang masuk dalam miskin ekstrem belum memahami bagaimana itu budidaya maggot, setelah diperkenalkan bahwa ulat ini sangat bersih," tambahnya.