Kendari (ANTARA) - Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) PP 5 Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, berhasil melakukan panen tomat sebagai salah satu program Merdeka Belajar yang serentak diluncurkan Gubernur Sultra Ali Mazi awal Juni 2023.
"Alhamdulillah, pada panen perdana buah tomat ini sebanyak 70 kilogram, sehingga sampai panen kedelapan kali ini sudah mencapai sekitar 700 kg lebih. Sedangkan untuk cabai dan bawang merah kemungkinan minggu depan sudah bisa dipanen," kata Kepala SMKN PP 5 Konawe, Ikhwal, Jumat.
Ikhwal menjelaskan, untuk jenis tanaman cabai diperkirakan dapat menghasilkan dua ton lebih atau 2.000 kg di atas lahan yang luas, sementara tanaman bawang merah diperkirakan hanya sebanyak 100 kg.
"Dari hasil ini ada yang dijual ke pasar karena kita sudah punya langganan dan ada juga yang dibagi ke masyarakat serta orang tua murid sehingga tidak ada yang tertinggal," ujarnya.
Ihkwal menambahkan, durasi waktu tanam hingga panen untuk jenis tanaman tomat yakni selama 54 sampai 60 hari, sementara jenis tanaman cabai dan bawang merah masa tanam hingga panen berkisar 60 sampai 70 hari.
"Dengan adanya program Merdeka Belajar ini, kita juga sudah bisa membantu masyarakat kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan, dan sisanya dijual dengan harga standard," ucap Ikhwal.
Ia menambahkan, sebagai salah satu SMK pertanian, produksi sayuran untuk jenis tomat, cabai dan bawang merah akan terus berlanjut, termasuk jenis tanaman jagung dan semangka yang juga sudah memasuki masa panen.
"ini sangat sesuai dengan program Merdeka Belajar karena siswa SMK harus memiliki produk dan keahlian dalam bercocok tanam, sehingga bisa membantu pemerintah dalam program ketahanan pangan," imbuhnya.
Sementara itu, di SMK Negeri 5 Baubau juga telah melakukan panen dari tiga jenis tanaman yang ditanam yakni tomat, cabai dan bawang merah di atas lahan halaman sekolah sekitar setengah hektar.
"Untuk cabai diperkirakan akhir Agustus sudah bisa panen, sedangkan tomat kita sudah panen sekitar 360 kilogram sementara bawang merah juga sudah dipanen sekitar 100 kilogram," terang kepala SMK Negeri 5 Baubau LM Fahirin Syafei.
Fahirin menjelaskan, hasil panen tanaman tersebut sebagian dibagi ke orang tua siswa dan sebagian dijual kepada pedagang yang datang langsung ke sekolah.
"Jadi ini kami akan lanjutkan terus karena ini adalah bagian dari bahan praktek siswa. Jadi mereka belajar 25 persen teori dan sisanya adalah praktek lapangan sesuai jurusan budidaya pertanian," kata Fahirin.
Fahirin menambahkan, kegiatan ketahanan pangan siswa SMK ini sangat bermanfaat dan relevan dengan program merdeka belajar yang digagas menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.