Kendari (ANTARA) - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengajak Dinas Pariwisata (Dispar) Sulawesi Tenggara untuk berkolaborasi dalam melakukan mengembangkan ekonomi kreatif yang ada di provinsi tersebut.
Berdasarkan keterangan tertulis Dinas Pariwisata Sultra diterima di Kendari, Jumat menyebut ITB mengajak untuk bersinergi pengembangan ekonomi kreatif saat tim studi banding Dispar Sultra menggelar diskusi bersama jajaran Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) di Gedung Center for Arts Design, and Language ITB di Bandung, Jumat.
"ITB membuka ruang kerja sama untuk berkolaborasi sebagai bagian dari pengabdian ITB di seluruh wilayah Indonesia," kata Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, Dr. Nurdian Ichsan.
Dr. Nurdian menyampaikan bahwa pihaknya merespon baik jika potensi-potensi ekonomi kreatif, termasuk di dalamnya bidang kriya yang bahan bakunya banyak tersedia di Sultra seperti kain tenunan dapat disinergikan jika dilakukan kerja sama.
Apalagi menurut dia, saat ini Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB memiliki program studi yang sejalan dengan pengembangan ekonomi kreatif di antaranya Program Studi Desain Produk, Interior, Kriya, Seni, dan Desain Komunikasi Visual.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli Tombili mengatakan, peluang kerja sama dengan ITB ini harus disambut baik untuk pengembangan sektor ekonomi kreatif dan pembangunan Sulawesi Tenggara secara umum.
“Tentunya, ini merupakan angin segar bagi kita semua di Sultra bahwa perguruan tinggi seperti ITB mau berkolaborasi untuk membangun daerah kita. Hal ini akan segera kita tindak lanjuti,” kata Belli.
Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara mengajak sejumlah pelaku ekonomi kreatif di daerah tersebut untuk melakukan studi banding dengan industri kreatif yang ada di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Belli menuturkan pihaknya mengajak pelaku ekonomi kreatif melakukan studi banding untuk memberikan inspirasi ke mereka agar dapat meningkatkan kreatifitasnya ketika menghasilkan inovasi-inovasi produk.
"Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, 17 sampai 19 Mei 2023 dengan tujuan untuk menginspirasi para pelaku industri di Sulawesi Tenggara untuk lebih meningkatkan kreatifitas produk mereka," katanya.
Dia menyebut para pelaku industri dari Sultra yang dilibatkan dalam studi banding yakni pengrajin tenunan dan desainer lokal yang difokuskan pada industri fashion yang ada di Kota Bandung.
Ia menerangkan pemilihan Bandung sebagai tujuan studi banding karena daerah tersebut telah menjadi salah satu kota kreatif yang masuk dalam UNESCO Creative City Network (UCCN) pada bidang desain.
"Di Indonesia baru empat kota yang masuk dalam kategori kota kreatif yang ditetapkan UNESCO, yakni Bandung (Kota Desain), Pekalongan (Kota Kerajinan dan Kesenian Rakyat), Ambon (Kota Musik), dan Jakarta (Kota Literasi)," kata Belli.