Kendari (ANTARA) - Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi tenggara mendorong ketahanan pangan di daerah tersebut melalui program unggulan Tanam Cabe Kendalikan Inflasi (Tabe Di) dan pasar murah.
Kepala BI Sultra Doni Septadijaya di Kendari, Jumat mengatakan implementasi gerakan Tabe Di yang berkelanjutan mengusung konsep pembangunan partisipatif yang memiliki fokus utama mengikutsertakan kelompok wanita tani, hebitren, gapoktan, pegawai milenial dan mahasiswa atau generasi baru Indonesia.
"Secara khusus BI Sulawesi Tenggara terus mendorong penurunan inflasi pangan bergejolak melalui berbagai kegiatan, perluasan Tabe Di yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di antaranya Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana, dan Buton Selatan," katanya.
Dia menyampaikan dalam memenuhi kebutuhan pasokan pangan, pihaknya mendorong gerakan tanam cabai dan bawang merah bersinergi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mengembangkan komoditas strategis yaitu meliputi pemberian bibit komoditas cabai, bantuan alat produksi pertanian (Alsintan) serta sarana produksi pertanian (Saprotan).
Dia menyebut mitra pengembangan komoditas strategis antara lain KWT Al-Mukhlis Kota Kendari, Poktan Alaa Mburema Kabupaten Konawe Utara, LM3 Pesantren Islam Al-Irsyad Konawe Selatan, Gapoktan Molagina Kota Baubau, Gapoktan Sumber Rezeki di Kabupaten Buton Selatan dan Kelompok Tani Berkah di Kabupaten Bombana.
"Berdasarkan bantuan yang diberikan dapat dihasilkan peningkatan produksi bawang merah mencapai 16 ton dan cabai merah mencapai 50 ton dari penanaman 75.000 bibit cabai merah," katanya.
Lebih lanjut Doni mengatakan, Bank Indonesia Sultra melalui GNPIP juga turut mendorong keterjangkauan harga bahan pangan melalui program pasar murah yang dilaksanakan langsung pada momen kritikal peningkatan harga termasuk pada saat berdekatan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
"Pelaksanaan pasar murah dilaksanakan bersinergi dengan OPD yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID," tutur dia.
Dia menyebut pada tahun 2022 pihaknya telah melaksanakan pasar murah di Kota Kendari, Baubau, Kabupaten Kolaka Utara, Muna Barat, Muna, Buton dan Bombana.
Sementara itu pada tahun 2023, pihaknya telah melaksanakan perluasan gerakan Tabe Di (Tanam Cabe Kendalikan Inflasi) bekerjasama dengan Kelompok Tani (Poktan) Griya Asri Cendana Kelurahan Kambu pada lahan seluas 2 hektare yang siap tanam.
"Lahan ini digunakan menanam bibit bawang dan cabai, sementara Pemda memberikan dukungan berupa penyiapan bibit dan lahan," jelasnya.
Sementara untuk pasar murah, Doni mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan hal tersebut di Korem 143/Haluoleo bekerjasama dengan TPID termasuk program SPHP Bulog.
"Dalam waktu lima hari Pasar Murah Korem Mandonga Kendari mencatatkan total transaksi senilai Rp263 juta rupiah dengan nilai transaksi tertinggi ditopang oleh SPHP Bulog yakni beras, minyak dan gula pada kisaran Rp142 juta rupiah atau 52 persen dari total nilai transaksi," kata Doni.
Dai menambahkan, program tersebut akan terus dilanjutkan mendekati HBKN Ramadhan hingga akhir Idul Fitri 2023 bekerjasama dengan TPID serta Bapanas sebagai koordinator ketahanan pangan nasional.
Selain itu, untuk jangka pendek juga telah dilaksanakan perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD) di berbagai daerah. Perluasan KAD antara lain terkait komoditas bawang merah antara Kota Baubau dan Kabupaten Buton Selatan dan komoditas telur ayam antara Kota Kendari dan Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan.
"Melalui koordinasi yang erat dan efisien, TPID Sulawesi Tenggara akan terus berkomitmen melakukan berbagai upaya menjaga kestabilan harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa di Sulawesi Tenggara di tengah berbagai potensi kenaikan harga-harga komoditas ke depan," kata Doni Septadijaya.