Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mencatat selama kurun waktu 2022, sedikitnya 230 warga di daerah itu terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD), dan enam diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
"Selama 2022, jumlah kasus DBD di daerah ini mencapai 230 kasus dan enam diantaranya dinyatakan meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum melalui telepon di Kendari, Senin.
Dia menyebut kasus DBD di Kendari tersebar di sembilan kecamatan terbanyak di Kecamatan Puuwatu, yakni 68 kasus, disusul Wua-wua 35 kasus, Baruga 33 kasus, Kendari Barat 27 kasus, Kadia 25 kasus, Poasia 19 kasus, Kendari 12 kasus, Mandonga sembilan kasus, dan Kecamatan Kambu dua kasus.
"Untuk kasus meninggal akibat penyakit DBD di Kecamatan Kendari Barat satu orang, Kecamatan Puuwatu dua orang dan di Kecamatan Wua-wua tiga orang," ujar dia.
Dia menjelaskan kasus DBD di Kota Kendari mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2021 yang tercatat 211 kasus, dengan jumlah kasus meninggal sebanyak lima orang.
Sementara pada tahun 2019 hingga 2021, tren kasus DBD di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara ini mengalami penurunan. Tercatat kasus DBD pada 2019 sebanyak 450 kasus dengan dua meninggal, tahun 2020 sebanyak 307 kasus dengan enam meninggal dan tahun 2021 tercatat 211 kasus dengan empat kasus meninggal.
Ia meminta kepada seluruh warga di daerah itu agar mewaspadai potensi penyebaran DBD, apalagi saat ini dalam kondisi sering terjadi hujan yang akan meninggalkan kubangan atau genangan air yang menjadi tempat potensial berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
Dia juga mengajak masyarakat setempat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna memberantas DBD. Selain itu, masyarakat juga diminta melakukan 3M plus, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
"Menjaga lingkungan dan membersihkan rumah sendiri, baik di dalam maupun di luar rumah itu penting untuk mencegah DBD, termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta terapkan 3M plus," kata Rahminingrum.