Surabaya (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia akhir-akhir ini disebabkan oleh munculnya tiga subvarian baru.
"Jadi memang sekarang kasusnya naik disebabkan varian baru. Varian baru ada tiga, BA2.75, XBB dan BQ1. Yang banyak di Indonesia adalah BQ1, banyak di Eropa dan Amerika dan XBB ada di Singapura," katanya di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Ia menyatakan bahwa subvarian baru itu memang ciri-cirinya ialah penularannya cepat sehingga mengakibatkan ada lonjakan kasus.
"Orang sudah divaksin, sudah kena, cepat juga tertular. Dan masuk RS (rumah sakitnya) juga sedikit di atas BA2.75 bulan Agustus kemarin," katanya.
Saat ini, kata dia, yang dirawat mencapai 24.000 pasien. Kondisi berat ada 10.000 pasien dan yang meninggal dunia ada 1.300 orang sejak Oktober 2022.
"Itu untuk yang berat saya kaget, 40 persen belum vaksin atau 70 persen belum booster. Yang meninggal dari 1.300 itu 50 persen belum vaksin dan 80 persen belum booster," katanya.
Menkes memprediksi, kasus COVID-19 di Indonesia akan terus melonjak. Dia mengakui kalau sekarang sudah masuk gelombang ketiga. Tapi, kasus-kasus terbanyak, apalagi yang subvarian baru, banyak ditemukannya di kota-kota besar.
"Kasus paling banyak ditemukan di Bali, Surabaya, Jakarta. Gelombangnya sudah mulai naik sekarang. Jadi dijaga dari sekarang," kata dia.
Melihat fakta itu, ia mengajak masyarakat yang belum melakukan vaksinasi booster untuk segera vaksin.
"Yang belum vaksin cepat vaksin. Kalau punya orang tua belum vaksin, paksa vaksin, belum booster, paksa di-booster," katanya.
Menurut dia, hal itu dikarenakan vaksinasi dan booster itu sangat mengurangi risiko masuk rumah sakit dan wafat.
"Dia akan tertular, tidak apa-apa tertular, tapi kalau dia divaksinasi, dia itu ringan. Jadi tolong cepat-cepat vaksinasi, dan yang sudah tapi belum booster, cepat di-booster," kata dia.
Selain vaksin, Menkes mengimbau masyarakat memperketat protokol kesehatannya lagi.
"Jadi saran saya, tetap pakai masker. Karena kasusnya lagi naik cepat sekarang. Dan yang belum divaksin, harus segera booster," demikian Budi Gunadi Sadikiin.
Vaksinasi ditingkatkan
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo ingin pelaksanaan program vaksinasi lengkap kembali ditingkatkan mengingat kembali terjadinya kenaikan kasus COVID-19.
"COVID-19 masih ada dan mematikan bagi yang berisiko. Jangan sampai menganggap COVID-19 tidak berbahaya," kata Rahmad Handoyo dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Rahmad mengingatkan kepada masyarakat bahwa perlindungan diri dari bahaya COVID-19 sangat penting.
Ia menyebutkan pada tanggal 4—8 November, kenaikan kasus COVID-19 sebanyak 2.300 sampai lebih dari 5.000 kasus. Jumlah pasien yang dirawat ada sekitar 27.000, sedangkan yang sembuh 20.749 atau 76 persen.
Catatan pentingnya, kata dia, adalah lebih dari 32 persen pasien di rumah sakit karena COVID-19 ternyata belum divaksin dan 48 persen dari pasien meninggal belum divaksin.
"Itu besar. Sebanyak 40 persen pasien dengan status berat, sedang, dan kritis ringan belum divaksin," ucap Rahmad.
Melihat data dan fakta tersebut, Rahmad mengingatkan kembali kepada masyarakat segera mendapatkan vaksin booster.
"Perlu kami sampaikan kepada masyarakat bahwa fungsi vaksin itu dalam rangka menekan sakit parah, juga menekan angka kematian. Itu fungsi vaksin booster, terlebih lagi bagi yang belum vaksin dan ini harus jadi perhatian bersama," katanya.
Selain penekanan terhadap pentingnya vaksin booster, Rahmad juga mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
"Artinya kita harus melindungi saudara kita, keluarga kita yang ada punya risiko tinggi, komorbid, dan lansia. Saya kira tetap dengan protokol kesehatan dan juga vaksin booster," ujar Rahmad.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri juga mengajak untuk menggalakkan kembali protokol kesehatan dan vaksinasi booster pada perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Galakkan kembali penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat. Maksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi, dan tidak kalah penting adalah terus dorong vaksinasi dosis ketiga/booster," kata Dirjen Bina Adwil Kemendagri Safrizal.
Baca juga: Rabu, Kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 6.186
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes: Meningkatnya kasus COVID-19 akibat munculnya subvarian baru